REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Realisasi distribusi pupuk bersubsidi di Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan dimana hingga Juni telah 55 persen pupuk terserap oleh petani hingga Juni 2022.
"Penyerapan terus terjadi, pada Mei telah 37,73 persen terserap, dan pada Juni sudah sampai 55 persen pupuk yang terdistribusi ke petani," ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Kamis (14/7/2022).
Ia mengatakan, realisasi distribusi pupuk sebesar 55 persen tersebut berasal dari total alokasi pupuk subsidi pada 2022 berjumlah 579.528 ton. "Alokasi pupuk subsidi secara kumulatif pada 2022 sebanyak 579.528 ton. Yang teperinci untuk urea ada 285.405 ton, SP-36 40.328 ton, ZA 21.434 ton, NPK 178.036 ton, organik 25.470 ton dan organik cair 28.855 ton," kata dia.
Dia menjelaskan, upaya penyerapan pupuk di setiap daerah diupayakan terus terjadi, dan bagi daerah yang telah memenuhi akan membantu daerah yang belum memenuhi serapan. "Jadi nanti kita bisa realokasi kalau ada kabupaten yang penyerapannya rendah. Dan perbaikan tata kelola pupuk subsidi akan terus dilakukan agar penyaluran sesuai dengan E-RDKK," ucapnya.
Ia melanjutkan, akan disiapkan pula pupuk nonsubsidi, untuk mengantisipasi kalau jatah pupuk subsidi habis, meski saat ini pasokan lancar karena stok di gudang mencukupi. "Untuk pengawasan sudah diminta ke kabupaten dan kota untuk membuat tim pengawasan pupuk subsidi, agar penyaluran tepat, sebab nanti jenis pupuk subsidi hanya NPK dan Urea lalu tidak semua komoditas masuk dalam penyaluran pupuk subsidi," katanya.
Terpeinci alokasi pupuk di 15 kabupaten dan kota di Lampung meliputi Kabupaten Lampung Barat telah dialokasikan sebanyak 30.118 ton, Tanggamus 23.847 ton, Lampung Selatan 61.652 ton, Lampung Timur 116.605 ton. Selanjutnya di Lampung Tengah ada 122.183 ton, Lampung Utara 47.473 ton, Waykanan 48.395 ton, Tulang Bawang 25.842 ton, Pesawaran 19.080 ton, Pringsewu 38.513 ton.Mesuji telah dialokasikan 16.318 ton, Tulang Bawang Barat 17.401 ton, Pesisir Barat 9.406 ton, Kota Bandarlampung 385 ton dan Metro 2.310 ton.