Kamis 14 Jul 2022 17:16 WIB

Saham Blue Chip Terbang, IHSG Berbalik Arah ke Zona Hijau

IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022), ditutup menguat ke level 6.690,08.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022), ditutup menguat 0,74 persen ke level 6.690,08.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022), ditutup menguat 0,74 persen ke level 6.690,08.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau setelah tiga hari beruntun mengalami koreksi. IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022), ditutup menguat 0,74 persen ke level 6.690,08. 

Kenaikan IHSG ditopang oleh kelompok saham paling likuid, indeks LQ45, yang melesat hingga 1,30 persen. UNTR melonjak 5,39 persen, ASII naik signifikan 4,72 persen, GOTO naik 2,47 persen dan TLKM naik 2,03 persen.

Baca Juga

Penguatan IHSG terjadi di tengah melemahnya mayoritas indeks saham di Asia yang terpengaruh sentimen lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS). Inflasi AS bulan Juni 2022 tercatat 9,1 persen secara tahunan, lebih tinggi dari ekspektasi 8,8 persen.

"Tampaknya pelaku pasar dan investor sudah memprediksi data inflasi tersebut akan menjadi petunjuk kebijakan moneter bank sentral AS," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (14/7/2022).

Lonjakan inflasi Juni ini diperkirakan akan meningkatkan prospek pengetatan Federal Reserve (the Fed) yang lebih agresif. Hal ini akan mendukung meningkatnya kekhawatiran resesi yang melemahkan permintaan dan membayangi kekhawatiran atas pasokan yang ketat.

Di sisi lain, pasar merespons positif surplus neraca perdagangan Cina bulan Juni 2022. Surplus dagang ini ditopang dengan meningkat ekspor sebesar 17,9 persen dan impor tumbuh 1 persen.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia memberikan sinyal adanya ruang untuk menaikkan suku bunga acuan, namun dengan tetapmempertimbangkan kondisi internal dan eksternal saat ini. Pasar berharap Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas moneter dalam negeri. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement