Australia Dukung Respons Indonesia terhadap Wabah PMK
Red: Fernan Rahadi
Petugas posko Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pemkab Aceh Besar memperlihatkan mulut sapi milik warga yang luka akibat terinfeksi PMK saat melaksanakan pengobatan di Montasik, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (21/5/2022). (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menindaklanjuti permintaan resmi dari Pemerintah Indonesia, Pemerintah Australia akan menyediakan 1,5 juta dolar Australia untuk mendukung respons Indonesia terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dana ini akan memberikan sekitar 1 juta dosis vaksin PMK untuk program vaksinasi Indonesia.
Program vaksinasi Indonesia berfokus pada dukungan untuk sektor pertanian skala kecil, yang merupakan 90 persen dari industri peternakan di Indonesia. Ini merupakan dukungan tambahan dari 435 ribudosis vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) yang saat ini sedang didistribusikan di provinsi-provinsi Indonesia yang terkena dampak.
Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Murray Watt, membahas dukungan Australia dengan Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis (14/7/2022). Pemerintah Australia juga telah memberikan komitmen awal sebesar 500 ribu dolar Australia untuk Meat and Livestock Australia, yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dukungan dari industri Australia untuk tanggap darurat sektor feedlot Indonesia terhadap penyakit ini.
"Menjaga biosekuriti wilayah kita merupakan perhatian bersama Australia dan Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam Pertemuan Pemimpin Tahunan Indonesia-Australia baru-baru ini. Penyediaan satu juta dosis vaksin untuk memerangi wabah Penyakit Mulut dan Kuku menggarisbawahi komitmen Australia untuk mendukung respons Indonesia terhadap wabah tersebut," kata Menteri Luar Negeri Australia, Senator Hon Penny Wong, dalam siaran pers Kedubes Australia, Kamis (14/7/2022).
Sementara itu, Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia, Senator Hon Murray Watt, mengatakan selama pertemuan saya dengan Letnan Jenderal Suharyanto, pihaknya menawarkan untuk berbagi keahlian Australia tentang manajemen penyakit darurat dan biosekuriti.
"Pemerintah Albanese (Perdana Menteri Australia Anthony Albanese-Red) mengambil pendekatan dua arah untuk mencegah serangan Penyakit Mulut dan Kuku, pertama dengan memperkuat Langkah-langkah biosekuriti di perbatasan Australia, dan juga mendukung upaya mengekang penyebaran penyakit di luar negeri," katanya.