REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) memastikan pembangunan Bendungan Semantok dapat selesai tepat waktu. Nilai kontrak pembangunan Bendungan Semantok untuk paket 2 dan 4 yang ditangani oleh Hutama Karya adalah sebesar Rp 1,17 triliun.
Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi mengatakan penyelesaian pembangunan Bendungan Semantok ditargetkan tepat waktu, biaya, dan mutu. “Dengan penyelesaian melebihi target awal merupakan hal yang patut disyukuri,” kata Gunadi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (15/7/2022).
Dia memastikan saat ini progress konstruksi pembangunan Bendungan Semantok secara umum telah mencapai 95,87 persen untuk semua paket pekerjaan. Gunadi mengatakan hal tersebut menunjukan lebih cepat lima bulan dari master schedule awal.
Gunadi menjelaskan,salah satu keunggulan dalam pembangunan bendungan ini adalah pemanfaatan konstruksi digital melalui penerapan Building Information Modelling (BIM). Penerapan tersebut telah memenuhi Standar Manajemen Informasi berbasis ISO 19650 yang mendukung monitoring dan controlling pelaksanaan konstruksi.
“Bendungan Semantok ini disebut sebagai yang terpanjang di kawasan Asia Tenggara karena memiliki panjang puncak atau mercu bendungan yakni 3.100 meter atau 3,1 kilometer,” tutur Gunadi.
Dia menambahkan, Bendungan Semantok dapat memenuhi kebutuhan irigasi persawahan. Selain itu juga dapat mengurangi risiko banjir di kawasan hilir Sungai Semantok, menumbuhkan ekosistem bisnis baru, hingga meningkatkan pariwisata serta menciptakan green environment.
“Pekerjaan konstruksi bendungan ini dimulai sejak Desember 2017 dan dibangun untuk kebutuhan irigasi persawahan seluas 1.900 hektare, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian daerah sekitar, menumbuhkan ekosistem bisnis baru, meningkatkan pariwisata serta menciptakan green environment,” jelas Gunadi.
Gunadi menuturkan, impounding atau penggenangan awal bendungan merupakan prosesi awal penggenangan bendungan dilakukan karena pembangunan telah mencapai lebih dari 90 persen, Kegiatan tersebut merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan bendungan karena harus dilakukan dengan perhitungan waktu pelaksanaan yang tepat.
“Apabila terlalu lambat maka dapat menyebabkan kekeringan di daerah hilir, dan sebaliknya apabila terlalu cepat dapat mengakibatkan kerusakaan pada bendungan tersebut,” ungkap Gunadi.
Bendungan Semantok merupakan proyek salah satu Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso Nganjuk. Hadirnya Bendungan Semantok menambah daftar bendungan yang berada di Jawa Timur antara lain Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro yang juga merupakan proyek yang dibangun oleh Hutama Karya.
“Diharapkan dengan adanya Bendungan Semantok ini dapat menampung air hingga 32 juta meter kubik untuk mendukung konservasi lingkungan dan juga sebagai lokasi pariwisata,” tutur Gunadi.
Pembangunan Bendungan Semantok yang digarap oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Ditjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR diwujudkan melalui dua paket pekerjaan. Paket 2 dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) – PT Bangun Nusa dan berkolaborasi dengan PT Brantas Abipraya (Persero) (Abipraya) – Pelita.