Jumat 15 Jul 2022 13:09 WIB

Malaysia Jadi Tujuan Favorit Pekerja Asal Lombok Tengah

Disnakertrans Lombok Tengah catat 200 orang per hari mendaftar jadi PMI di Malaysia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas imigrasi Malaysia menurunkan pekerja migran Indonesia (PMI) bermasalah setiba di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (28/4/2022).
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Petugas imigrasi Malaysia menurunkan pekerja migran Indonesia (PMI) bermasalah setiba di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (28/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan, Malaysia kini menjadi tujuan favorit untuk mengadu nasib para calon pekerja migrain Indonesia (PMI). Tercatat ratusan warga mendaftar ke Disnakertrans Kabupaten Lombok Tengah agar bisa bekerja ke negeri jiran.

"Pendaftaran CPMI di Lombok Tengah saat ini mencapai 200 orang per hari," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Lombok Tengah, Syamsul Rijal di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat (15/7/2022).

Baca: G20 EDM di Yogyakarta Sepakati Penanganan Sampah Laut dan Kurangi Emisi Gas Kaca

Setelah dibukanya keran pengiriman PMI ke Malaysia, sambung dia, animo warga untuk bekerja ke luar negeri kian dominan. Syamsul mencatat, pada Juni lalu, sekitar 50 orang per hari yang mendaftar. Saat ini pun, pendaftar mencapai ratusan orang setiap harinya. "Negara Malaysia masih dominan, bila dibandingkan dengan negara Hong Kong, Taiwan, Singapura dan Arab Saudi," katanya.

Rijal menuturkan, jumlah warga Lombok Tengah yang telah bekerja ke luar negeri setelah dibuka kembali pengiriman PMI belum bisa disampaikan. Pasalnya, pihaknya masih terus mendata sekaligus masih menunggu laporan dari masing-masing perusahaan pengiriman PMI. "Data total warga yang telah berangkat itu masih menunggu laporan," katanya.

Untuk mencegah adanya pekerja ilegal, kata Rijal, Disnaker Lombok Tengah terus melakukan sosialisasi kepada para CPMI yang akan bekerja ke luar negeri sebelum diberangkatkan. Meski begitu, ia mengakui, masih saja ada CPMI yang berangkat melalui jalur ilegal, yang itu merugikan mereka sendiri.

Baca: Gerakan Ekonomi Sirkular Bantu Pemulung Kumpulkan Sampah Plastik

"Pembekalan para CPMI terus dilakukan, sehingga dalam verifikasi berkas tetap dilakukan dengan ketat sesuai dengan aturan," kata Rijal. Dia juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri supaya melalui jalur resmi. Sehingga bisa mendapatkan haknya sesuai dengan aturan, ketika terjadi kecelakaan kerja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement