Jumat 15 Jul 2022 14:39 WIB

Politisasi Isu Investasi Telkomsel ke GoTo Abaikan Fakta dan Data

Peneliti SMRC menilai investasi Telkomsel ke GoTo sudah sesuai aturan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
eneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Muchlis Ainur Rofik melihat langkah  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berinvestasi di PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dinilai sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun telah dijadikan isu yang kemudian dipolitisasi dengan mengabaikan fakta-fakta dan data-data yang ada.
Foto: istimewa
eneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Muchlis Ainur Rofik melihat langkah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berinvestasi di PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dinilai sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun telah dijadikan isu yang kemudian dipolitisasi dengan mengabaikan fakta-fakta dan data-data yang ada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Muchlis Ainur Rofik melihat langkah  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berinvestasi di PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dinilai sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun telah dijadikan isu yang kemudian dipolitisasi dengan mengabaikan fakta-fakta dan data-data yang ada.

“Menurut saya, isu ini sudah digoreng dan dipolitisasi. Mereka yang mempolitisasi itu mengabaikan fakta-fakta dan data-data yang ada. Ini benar-benar mainan politik yang sangat merugikan BUMN," ujar Muchlis dalam diskusi bertajuk "Polemik Spesial "Isu Investasi Telkomsel, Fakta atau Fitnah?" pada Selasa (12/7).

Baca Juga

Ia melihat, apa yang dilakukan Telkomsel investasi ke GoTo sudah dijalankan sesuai aturan. Beberapa tahun terakhir sudah banyak perusahaan telekomunikasi di berbagai negara yang berinvestasi ke perusahaan digital untuk mengembangkan bisnisnya. Sehingga, keputusan Telkomsel untuk berinvestasi ke perusahaan digital sudah tepat untuk jangka panjang. 

Apalagi perusahaan yang dimasuki oleh Telkomsel memiliki banyak dampak positif bagi perkembangan ekonomi nasional.  

"Misalnya saat pandemi Covid-19, banyak pengusaha pemula yang masuk ke ekosistem Gojek dan berhasil meningkatkan usahanya. Belum lagi dengan Tokopedia. Jadi ini banyak akspek positif yang bisa digali dari investasi Telkomsel tersebut, jadi jangan dibawa-bawa ke kepentingan lainnya," ujar Muchlis.

Untuk itu, Muchlis mewanti-wanti kepada publik agar lebih jeli dan mencerna dengan baik berbagai informasi apapun jelang tahun politik. Menurut Muchlis, mendekati 2024 atau tahun pemilu ini, isu apapun akan dimanfaatkan dan dimaksimalkan oleh kalangan politikus untuk menjatuhkan lawan politiknya. Dengan tercorengnya lawan politik, maka akan mempengaruhi suara mereka saat pemilu. 

Apalagi dalam isu investasi Telkomsel ini yang menjadi sasaran tembak adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian, menurut survei SMRC, Menteri BUMN Erick Thohir saat ini dia berada di klaster kedua tertinggi. 

Di mana Erick Thohir menjadi rising star dengan tingkat elektabilitas di atas sejumlah tokoh politik yang telah malang melintang sebelumnya."Erick adalah new comer di kabinet dan di dunia politik, tapi memiliki potensi yang besar sehingga jadi sasaran. Politisasi yang tidak didukung fakta menjadi sangat berbahaya dan merugikan kepentingan masyarakat juga,” ungkap Muchlis.

Sedangkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI), Ditha Wiradiputra dalam acara tersebut menambahkan, masuknya Telkomsel di GoTo justru sudah tepat, karena banyak perusahaan besar justru berlomba-lomba menanamkan modalnya di GoTo. Sebut saja raksasa teknologi Google, Alibaba, dan lainnya. 

“Jadi Telkomsel masuk ke situ bukan karena khilaf atau apa, tapi sudah dalam perencanaan dan untuk menunjang bisnis dia kedepan,” ujarnya.

Dhita mengaku heran mengapa investasi Telkomsel di GoTo sampai masuk ke ranah politik hingga di bawa ke DPR, karena menurutnya investasi tersebut akan menjadi pundi-pundi pendapatan bagi Telkomsel. 

“Coba Anda bayangkan, Facebook tetap membeli WhatsApp dengan nilai Rp 188 triliun meskipun dia tahu potensi pendapatan dari WhatApp tidak ada. Nah ini, investasi Telkomsel yang jelas-jelas menghasilkan kok dipersoalkan,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement