REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Persaudaraan Muslimah (Salimah) siap menerjunkan SDM ke masyarakat melalui program Sekolah Pranikah Salimah (Serasi). Persiapan dimulai dengan diselenggarakannya pelatihan fasilitator Serasi pada Kamis (14 dan 21 Juli) yang diikuti oleh pengurus Pimpinan Pusat (PP) Salimah.
Diungkapkan dalam pelatihan bahwa saat ini kebanyakan remaja dan pemuda mengalami masalah kurangnya pemahaman pada aspek psikologi (konsep diri) dan aspek hukum. Ini kemudian mengakibatkan mereka terjebak pada penyimpangan seksual, nikah siri, sugar daddy dan sugar mommy, blind dating, dan lain-lain.
Sekolah Pranikah Salimah dirancang untuk membimbing remaja, pasangan yang sudah siap menikah, dan pasangan yang sudah menikah, dengan ilmu-ilmu kerumahtanggaan. Serasi akan dilaksanakan dalam tahap dasar, menengah, dan lanjutan dengan materi-materi di bidang agama, psikologi, kesehatan, hukum, serta ekonomi dan ketrampilan.
Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, mengungkapkan apresiasi terhadap panitia dan peserta pelatihan. Ia menegaskan pentingnya pengurus pusat untuk menguasai materi pelatihan fasilitator Serasi.
"Ilmu ini harus dimiliki oleh pengurus PP yang memiliki tugas sebagai konseptor. Input akan mempengaruhi seseorang mulai dari pemahaman hingga pelaksanaan. Diharapkan ilmu yang didapat di pelatihan ini menjadi bekal yang memadai ketika kita turun di lapangan sebagai fasilitator Sekolah Pra Nikah Salimah," ungkap Etty.
Pelatihan fasilitator Serasi kali ini menghadirkan konsultan, psikolog, dan trainer yang menjelaskan materi konsep diri dan cara menjadi trainer yang efektif. Selanjutnya, kegiatan akan diteruskan ke seluruh daerah di Indonesia yang akan melaksanakan program Sekolah Pranikah Salimah.