'Generasi Muda Jangan Sampai Alami Disorientasi Kebangsaan'
Red: Fernan Rahadi
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar melakukan kunjungan ke UMM, beberapa waktu lalu. | Foto: Dok. Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Generasi muda adalah aset masa depan bangsa. Karena itu, generasi muda harus terus dipupuk jiwa dan semangat kebangsaan agar mereka tidak menjadi generasi diorientasi bangsa. Untuk itu, para tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk para aparat desa memperkuat sinergi dalam melakukan deteksi dini terhadap paham terorisme kepada masyarakat, terutama generasi muda.
"Kita harus jaga semangat kebangsaan generasi muda agar tidak menjadi generasi disorientasi kebangsaan. Kita khawatir kalau dibiarkan nanti generasi mendatang kurang memahami bangsanya sendiri," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar pada kegiatan Silaturahmi & Dialog Kebangsaan Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Graha Pancasila, Komplek Kantor Walikota Batu.di Batu, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).
Kepala BNPT menguraikan bahwa dialog kebangsaan ini adalah sebagai silaturahim antara BNPT dan tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan perempuan. Kegiatan ini sangat sebagai sarana untuk bisa saling berbagi terhadap hal-hal perlu diwaspadai oleh masyarakat, terutama mewaspadai penyebarluasan ideologi terorisme yang banyak bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia.
Diharapkan dengan kegiatan ini para peserta lebih memahami ciri-ciri ideologi terorisme antara lain anti terhadap konstitusi, ideologi negara kita, bersifat eksklusivisme, kemudian juga anti nilai-nilai kemanusiaan, serta kecendurungan menghalalkan kekerasan. Setelah itu peserta harus membagi kepada masyarakat.
“Pertemuan hari ini seperti biasa kami berkeliling kemanapun karena tugas kami adalah mengingatkan. Karena prioritas utama tugas BNPT adalah bagaimana membangun semangat mitigasi terhadap aksi terorisme yang diawali sikap intoleransi dan radikalisme ini bisa diminimalisasir, bahkan kalau perlu ditiadakan dari bumi NKRI,” jelas mantan Kapolda Papua ini.
Untuk melakukan program-program seperti ini, lanjut Boy Rafli, memerlukan sebuah kebersamaan. “Kita tidak bisa menganggap ini tugas satu institusi saja, tetapi ini adalah sebuah kerja-kerja yang memerlukan sinergitas, kolaborasi, pendekatan komprehensif, sehingga membangun kesadaran yang bersifat kolektif yang akan menjadi daya tahan bangsa kita,” paparnya.