Jumat 15 Jul 2022 18:51 WIB

ALAMI Perluas Kerja Sama Pembiayaan Channeling dengan BPRS se-Indonesia

ALAMI memperluas peluang kerja sama pembiayaan dengan 165 BPRS se-Indonesia.

Red: Christiyaningsih
Head of Financing Business ALAMI, Muhammad Ikhsan (dua dari kiri), Senior Manager Financing Risk ALAMI, Ade Wikasyah (tiga dari kiri), dan Head of Funding ALAMI, Muhammad Triarso (paling kanan) saat memaparkan konsep pembiayaan channeling dihadapan para petinggi BPRS se-Indonesia di sela Rakornas dan Seminar Nasional BPRS 2022 di Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Foto: ALAMI
Head of Financing Business ALAMI, Muhammad Ikhsan (dua dari kiri), Senior Manager Financing Risk ALAMI, Ade Wikasyah (tiga dari kiri), dan Head of Funding ALAMI, Muhammad Triarso (paling kanan) saat memaparkan konsep pembiayaan channeling dihadapan para petinggi BPRS se-Indonesia di sela Rakornas dan Seminar Nasional BPRS 2022 di Jakarta, Jumat (15/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - ALAMI memperluas peluang kerja sama pembiayaan dengan skema channeling maupun referral dengan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan penyaluran pembiayaan produktif kepada UMKM yang membutuhkan akses permodalan tapi belum bisa dilayani oleh bank (belum bankable).

ALAMI merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari OJK sejak 27 Mei 2020.

Baca Juga

CEO ALAMI Group Dima Djani mengatakan kolaborasi antara ALAMI dengan BPRS diharapkan menjadi peluang bagi BPRS untuk menyalurkan pembiayaan kepada pelaku UMKM ke berbagai sektor dengan metode account receivable (AR) financing, Purchase Order (PO) Financing, maupun ecosystem financing, tentunya menggunakan akad syariah. “Kolaborasi ini diharapkan mampu menekan Non Performing Financing (NPF) yang saat ini menjadi salah satu tantangan BPRS. Berdasarkan data statistik perbankan syariah OJK (Februari 2022), NPF BPRS mencapai 7,27%,” tutur Dima.

Sebagai platform teknologi yang mempertemukan antara satu pihak yang membutuhkan pendanaan/pembiayaan (beneficiary) dengan pihak yang memiliki dana/pendana (funder) dengan menggunakan prinsip syariah, ALAMI menjalankan proses analisa risiko yang sangat ketat untuk menyeleksi calon penerima pembiayaan yang layak memperoleh dana untuk modal usaha. Hal ini yang mendorong ALAMI mampu mempertahankan kualitas pembiayaan yang mumpuni dengan TKB90 sebesar 100% sejak awal berdiri.

Dima menambahkan, seluruh lini di ALAMI harus memiliki risk awareness yang tinggi. Oleh karena itu, ALAMI memiliki tim bisnis dengan kompetensi dan background profesional di industri keuangan.

Kinerja ALAMI dalam menyalurkan pembiayaan produktif semakin meningkat meskipun diterpa pandemi Covid-19. Hingga Juni 2022, akumulasi penyaluran pembiayaan ALAMI mencapai Rp 3 triliun untuk lebih dari 10 ribu proyek pembiayaan. Selain bersumber dari institusi dan perbankan, pendanaan juga diperoleh dari pendana (funder) ritel yang hingga kini berjumlah lebih dari 100 ribu pengguna yang tersebar di 482 kota di seluruh Indonesia.

Dalam bersinergi dengan BPRS, hingga saat ini ALAMI telah bekerja sama dengan 11 BPRS untuk pembiayaan dengan skema channeling dan referral dengan total plafon sebesar Rp 108 miliar. Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai industri diantaranya human resources, logistic, healthcare, halal food, dan IT. “Kami berharap sinergi ALAMI dengan BPRS mampu mendorong pertumbuhan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu,” lanjut Dima.

Pada kesempatan Rakornas dan Seminar Nasional BPR Syariah 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/7/2022), Direktur Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah menyampaikan OJK mendukung sinergi kedua belah pihak dengan menerbitkan panduan Kerja sama BPR/BPRS dengan Fintech. Di antaranya dalam membuka peluang penyaluran kredit secara channeling maupun referral melalui fintech.

“Dalam pilar kedua roadmap pengembangan industri BPR dan BPRS, OJK memiliki program akselerasi transformasi digital yang bertujuan untuk mewujudkan visi BPRS menjadi bank yang agile, adaptif, kontributif, dan resilient dalam memberikan akses keuangan kepada UMK dan masyarakat di daerah atau wilayahnya,” tutur Nyimas.

Kepala Divisi Bisnis Digital dan Pusat Data Ekonomi Syariah KNEKS Dedi Wibowo turut menyampaikan peran KNEKS dalam mendukung digitalisasi industri halal. Sesuai dengan amanah Presiden RI, Indonesia harus menjadi pusat produsen halal dunia karena Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.

BPRS sebagai salah satu elemen dari perbankan syariah diharapkan mampu mendorong tumbuhnya produk-produk halal. “Dalam hal ini, KNEKS turut membangun infrastruktur Digitalisasi sektor bisnis dan kewirausahaan. Jika bergerak bersama dalam ekosistem ekonomi syariah yang terdigitalisasi, pertumbuhan industri syariah akan jauh lebih cepat,” tutur Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement