Jumat 15 Jul 2022 19:29 WIB

Warga Inggris yang Ditahan Separatis Pro Rusia Meninggal

Paul Urey ditangkap gerakan separatis karena dinilai sebagai tentara bayaran.

Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Maxim Zmeyev
Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pekerja bantuan Inggris yang ditahan oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina dan dituduh sebagai tentara bayaran telah meninggal. Demikian disampaikan seorang pejabat di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamasikan kemerdekaan diri pada Jumat (15/7/2022).

Paul Urey, 45, ditangkap di tenggara Ukraina pada akhir April dan didakwa dengan kegiatan tentara bayaran oleh separatis di DPR. Gerakan separatis ini memisahkan diri dari Ukraina dan hanya diakui oleh Rusia, Suriah serta Korea Utara.

Baca Juga

Daria Morozova, yang menjabat ombudsman hak asasi manusia di DPR, mengatakan di media sosial bahwa Urey menderita diabetes dan masalah pernapasan, ginjal, dan kardiovaskular.

"Di pihak kami, terlepas dari beratnya kejahatan yang disangkakan, Paul Urey diberikan bantuan medis yang sesuai. Namun, berdasarkan diagnosis dan akibat stres, dia meninggal pada 10 Juli," katanya.

Urey dan warga Inggris lainnya, Dylan Healy, ditahan oleh militer Rusia pada akhir April. Kepala Presidium Network, sebuah kelompok bantuan nirlaba yang berhubungan dengan Urey, mengatakan kepada berita ITV pada Mei bahwa dia menderita diabetes.

Dua warga Inggris lainnya dan seorang pria Maroko yang ditangkap saat berperang untuk Ukraina telah dijatuhi hukuman mati di DPR karena kegiatan tentara bayaran.

BBC Inggris mengutip pendiri Presidium Network, Dominik Byrne, yang mengatakan bahwa Urey adalah seorang sukarelawan kemanusiaan yang telah ditahan di sebuah pos pemeriksaan di Ukraina selatan."Ini adalah berita yang mengkhawatirkan, namun ini belum diverifikasi oleh otoritas mana pun dan penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan kebenarannya," kata Byrne menyusul laporan kematian Urey.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement