REPUBLIKA.CO.ID, KOTA PALU -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Tengah Sandra Tobondo menyampaikan, jumlah desa sangat tertinggal di daerah tersebut menurun sebanyak 123 desa sepanjang 2019-2022 dan tersisa 17 desa.
"Dari data yang ada bahwa desa sangat tertinggal pada 2019 sebanyak 140 desa dan 2022 tersisa 17 desa," kata dia.
Sandra mengatakan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD), jumlah desa tertinggal tahun 2019 masih sebanyak 952 desa dan pada 2022 menurun menjadi 266 desa.
"Pembangunan desa 2022 sangat cepat, ini buah dari perhatian Gubernur 8 untuk meningkatkan pertumbuhan desa," kata Sandra.
Sandra mengatakan jumlah desa maju di Sulawesi Tengah juga naik pada 2022 menjadi 522 desa dari sebelumnya 2019 hanya sebanyak 53 desa. "Untuk desa berkembang juga naik dari sebelumnya 696 desa pada 2019 dan pada 2022 menjadi 995 desa," jelasnya.
"Desa mandiri tahun ini menjadi 42 desa dari sebelumnya pada 2019 hanya satu desa," tambahnya.
Pertumbuhan pembangunan desa di daerah tersebut mendapat apresiasi dari Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura. Menurut Rusdy, pertumbuhan desa ini harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kata Rusdy, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan memberikan bantuan kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal tahun 2023 melalui APBD sebesar Rp 20 juta untuk jaminan BPJS bagi masyarakat rentan. "Saya minta agar bupati dapat menyampaikan kepada setiap desa agar mengalokasikan dana ADD sebesar Rp20 juta untuk BPJS masyarakat rentan. Diharapkan dengan adanya bantuan ini desa-desa tersebut dapat menjadi desa yang berkembang dan maju," demikian Rusdy.