Sabtu 16 Jul 2022 03:01 WIB

Dewan Muslim: PM Inggris Berikutnya Harus Fokus pada Islamofobia Sistemik

Mantan PM Inggris Boris Johnson seharusnya meminta maaf ke komunitas muslim

Rep: Alkhaledi kurnialam / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Perdana Menteri Boris Johnson membacakan pernyataan di luar 10 Downing Street, London, secara resmi mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, di London. Organisasi Islam terkemuka, Dewan Muslim Inggris mengatakan perdana menteri berikutnya perlu secara serius menangani Islamofobia “sistemik” di Partai Konservatif. Upaya itu penting karena minimnya upaya pada masa PM Boris Johnson yang akan mundur pada 5 September.
Foto: AP/Alberto Pezzali
Perdana Menteri Boris Johnson membacakan pernyataan di luar 10 Downing Street, London, secara resmi mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, di London. Organisasi Islam terkemuka, Dewan Muslim Inggris mengatakan perdana menteri berikutnya perlu secara serius menangani Islamofobia “sistemik” di Partai Konservatif. Upaya itu penting karena minimnya upaya pada masa PM Boris Johnson yang akan mundur pada 5 September.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON–Organisasi Islam terkemuka, Dewan Muslim Inggris mengatakan perdana menteri berikutnya perlu secara serius menangani Islamofobia “sistemik” di Partai Konservatif. Upaya itu penting karena minimnya upaya pada masa PM Boris Johnson yang akan mundur pada 5 September.

Sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, Zara Mohammed menyebut Johnson seharusnya meminta maaf kepada komunitas Muslim dalam pidato pengunduran dirinya pekan lalu. Ia memperingatkan bahwa tidak ada langkah konkret yang diambil untuk menangani Islamofobia di partai Tory.

Mohammed mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa MCB telah mencatat lebih dari 300 contoh Islamofobia di partai tersebut sejak 2019. Ia menambahkan bahwa perdana menteri berikutnya harus mewakili semua orang dan mereka harus memastikan bahwa mereka melakukannya dengan adil. 

"Kami ingin melihat kandidat baru ini benar-benar menanggapi masalah ini dengan serius, karena ini cukup mendalam. Kami menemukan lebih dari 300 kasus, serta anggota senior partai sendiri mengeluhkan masalah tersebut," katanya dilansir dari Arab News, Jumat (15/7/2022).

“Harus ada komitmen untuk tidak menoleransi Islamofobia, sebuah partai berjanji bahwa akan ada tindakan di mana ada komentar Islamofobia, apakah itu pemecatan, apakah itu disiplin. Perlu ada suara yang sangat kuat dari kepemimpinan yang mengatakan 'ini sama sekali tidak dapat diterima dan ini tidak mencerminkan pandangan Partai Konservatif',"tambahnya. 

Mohammed tidak mengomentari kandidat kepemimpinan Tory, dengan mengatakan bahwa mereka “semua memiliki sisi positif dan negatifnya.”

Mohammed menunjuk pada komentar terkenal Johnson ketika dia membandingkan wanita berburqa dengan “kotak surat dan perampok bank.”

"Kami belum melihat permintaan maaf tentang itu. Saya pikir dampak yang terjadi pada wanita Muslim itu nyata," terangnya. 

“Kami memang melihat lonjakan kejahatan rasial, terutama terhadap wanita Muslim yang mengenakan burqa atau kerudung setelah itu, dan bahkan kepercayaan pada rasis dan fanatik yang merasa bahwa mereka berhak untuk mengatakan hal-hal seperti itu atau melakukan hal-hal seperti itu, "tambahnya. 

Menurutnya, saat ini adalah peluang untuk melihat kepemimpinan yang inklusif, yang bersedia bekerja dengan komunitas Muslim dan semua komunitas. “Kami ingin melihat itu di seluruh spektrum politik, tetapi tentu saja di Konservatif dengan pemilihan kepemimpinan yang akan datang, "katanya.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement