Sabtu 16 Jul 2022 07:57 WIB

Hari Ini, 22 Tahun Lalu Gempa Luzon Renggut Lebih dari 1000 Nyawa 

Gempa berkekuatan 7,7 SR melanda Pulau Luzon Filipina 1990 lalu

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Gempa Bumi - Ilustrasi. Gempa berkekuatan 7,7 SR melanda Pulau Luzon Filipina 1990 lalu
Foto: EPA/NESTOR BACHMANN
Gempa Bumi - Ilustrasi. Gempa berkekuatan 7,7 SR melanda Pulau Luzon Filipina 1990 lalu

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA— Pada 16 Juli 1990, lebih dari 1.000 orang tewas setelah gempa berkekuatan 7,7 SR melanda Pulau Luzon, Filipina. Getaran dahsyat yang terjadi pukul 16.26 menimbulkan malapetaka di sebagian besar Luzon. 

Pulau Luzon adalah pulau terluas di Filipina. Di dalamnya termasuk Kota Baguio yang menderita dampak yang paling menghancurkan. 

Baca Juga

Seperti dilansir laman History, Sabtu (16/7/2022), pusat gempa berada di utara Manila di provinsi Nueva Ecija. Laporan menunjukkan bahwa goncangan berlangsung selama hampir satu menit penuh. Bangunan yang runtuh adalah penyebab utama kerusakan dan kematian.  

Di Christian College, sebuah bangunan enam lantai benar-benar runtuh yang menjebak sekitar 250 siswa dan guru di dalamnya. Upaya penyelamatan heroik menyelamatkan banyak orang, tetapi beberapa korban yang tidak mati dalam keruntuhan ditemukan tewas kemudian karena dehidrasi karena tidak ditarik keluar tepat waktu. 

Semua jenis bangunan, termasuk beberapa hotel resor di Baguiomengalami kerusakan yang luar biasa. Sebagian besar dari 100 ribu penduduk kota tidur di luar ruangan malam itu dan selama minggu berikutnya, takut untuk kembali ke rumah mereka di tengah gempa susulan yang sering terjadi.   

Selama berhari-hari, para pekerja menarik jasad dari bangunan yang hancur di Baguio. Perkiraan terbaik adalah bahwa 1.000 mayat akhirnya ditemukan. Setidaknya 1.000 orang lainnya menderita luka serius.  

Upaya penyelamatan terhambat parah karena tiga jalan utama menuju kota tertutup tanah longsor. Ratusan pengendara juga terdampar di jalan raya. Di luar Baguio, kebakaran pabrik kimia juga menyebabkan kerusakan parah.  Tambang emas dan tembaga Tuba di daerah tersebut kehilangan 30 pekerja ketika sebuah tambang runtuh. 

Baguio berada di setidaknya tujuh garis patahan. Wilayah itu sekarang terdaftar sebagai salah satu kota paling rawan risiko di Asia.  Selain risiko gempa bumi, curah hujan tahunan yang tinggi di daerah itu meningkatkan kemungkinan tanah longsor yang mematikan. 

Personel militer Amerika yang ditempatkan di kepulauan Filipina ikut serta dalam upaya bantuan tersebut. Daerah itu dikunjungi kembali oleh bencana kurang dari setahun kemudian ketika Gunung Pinatubo meletus. Beberapa ahli geologi percaya kedua peristiwa itu terhubung. 

 

Sumber: history  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement