Ahad 17 Jul 2022 00:38 WIB

Pakar Minta Masyarakat Verifikasi Berita Agar tak Sebarkan Hoaks

Pakar ajak masyarakat berhati-hati terima berita dan verifikasi di kominfo.go.id

Hoaks (ilustrasi). Derasnya arus informasi di era yang serba digital saat ini membuat setiap orang harus lebih selektif saat membedakan mana informasi yang benar dan mana berita palsu atau hoaks.
Foto: Dok Republika.co.id
Hoaks (ilustrasi). Derasnya arus informasi di era yang serba digital saat ini membuat setiap orang harus lebih selektif saat membedakan mana informasi yang benar dan mana berita palsu atau hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Derasnya arus informasi di era yang serba digital saat ini membuat setiap orang harus lebih selektif saat membedakan mana informasi yang benar dan mana berita palsu atau hoaks.

"Jika tidak berhati-hati dalam bermedia digital, kita bisa mengalami kejadian misinformasi jadi terlalu reaktif menerima video tanpa diverifikasi dulu kebenarannya," kata UI/UX Designer, Aldiyar saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah DKI Jakarta/Banten, pada Selasa (12/7/2022).

Namun setiap orang bisa mengidentifikasi kedua hal tersebut dari ciri-cirinya. Seperti kalimat yang cenderung memaksa penerima untuk meneruskan pesan tersebut, biasanya isi pesan juga dalam huruf kapital semua. Kemudian isi pesan juga tidak mencantumkan sumber yang jelas atau tidak kredibel. 

Lalu bagaimana jika menemukan pesan tersebut? Apabila sudah yakin informasi merupakan hoaks maka dapat melaporkannya di layanan.kominfo.go.id atau ke aduankonten.id. Namun apabila belum yakin bahwa informasi tersebut palsu, maka verifikasi informasi lewat mesin pencarian Google atau biarkan informasi berhenti jangan disebarkan. 

Lebih jauh dia mengatakan, masih banyak ancaman negatif di ruang digital selain hoaks. Salah satunya juga pencurian data pribadi di internet, di mana identitas digital bisa dipergunakan untuk penipuan maupun disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab. 

Sebab itu, setiap pengguna media digital jangan asal membagikan informasi terkait data pribadi seperti foto KTP, Kartu Keluarga maupun aktivitas secara real time, dan nama lengkap di media sosial. Hal tersebut berpotensi atau rawan kejahatan digital.

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. 

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah DKI Jakarta/Banten, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Anggota Relawan TIK Bogor, Verra Rousmawati dan UI/UX Designer, Aldiyar, serta dari Edukasi.id, Puguh Rismadi Ismail. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement