REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kondisi moneter global sedang tidak baik-baik saja. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mendesak semua stakeholder moneter internasional untuk saling berkoordinasi meminimalisir dampak rambatan lintas negara.
"Bank sentral G20 tetap berkomitmen kuat untuk mencapai stabilitas harga, sesuai dengan mandatnya masing-masing," katanya dalam konferensi pers keputusan FMCBG Bali, Sabtu (16/7/2022).
Perry menyampaikan bank sentral memantau dengan cermat dampak tekanan harga terhadap ekspektasi inflasi. Semuanya sepakat untuk terus mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan moneter secara tepat dengan cara yang bergantung pada data.
Terpenting, semua arah kebijakan moneter dikomunikasikan dengan jelas untuk memastikan jangkar ekspektasi inflasi tetap pada sasaran. Bank sentral juga tetap waspada dan mengerahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan berkelanjutan dan membatasi dampak rambatan lintas negara.
"Independensi bank sentral sangat penting untuk mencapai tujuan ini dan menopang kredibilitas kebijakan moneter," katanya.
Bank-bank sentral juga menegaskan kembali pentingnya perdagangan bebas dan adil dalam menahan laju inflasi. Serta menentang segala aksi pembatasan perdagangan. Koordinasi global sangat dibutuhkan dalam mempertahankan semangat multilateralisme.