Ahad 17 Jul 2022 11:37 WIB

UMM Terima Kunjungan King’s College London

Kunjungan ini mempertegas komitmen UMM untuk menjadi universitas kelas dunia

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima kunjungan dari tim King’s College London (KCL), Inggris beberapa waktu lalu. Kunjungan ini mempertegas komitmen UMM untuk menjadi universitas kelas dunia yang melahirkan hal-hal bermanfaat untuk memajukan masyarakat.
Foto: s
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima kunjungan dari tim King’s College London (KCL), Inggris beberapa waktu lalu. Kunjungan ini mempertegas komitmen UMM untuk menjadi universitas kelas dunia yang melahirkan hal-hal bermanfaat untuk memajukan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima kunjungan dari tim King’s College London (KCL), Inggris beberapa waktu lalu. Kunjungan ini mempertegas komitmen UMM untuk menjadi universitas kelas dunia yang melahirkan hal-hal bermanfaat untuk memajukan masyarakat.

Deputy Vice President Global Business Development KCL, Helen Bailey merasa senang bisa mengunjungi berbagai universitas di Indonesia, khususnya UMM. Menurutnya, melalui proyek yang didanai oleh British Council ini, bisa memberikan berbagai opsi dan kesempatan dalam membangun kerja sama. "Terutama kolaborasi dalam bidang-bidang yang potensial seperti pendidikan dan ekonomi," katanya.

Baca Juga

Pada pertemuan tersebut, tim KCL, UMM dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari membahas mengenai berbagai peluang kerja sama. Tidak hanya terbatas pada pendidikan tetapi juga kesehatan. Helen mengatakan, bidang teknik dan digital menjadi hal yang sangat mungkin dikerjasamakan. 

Menurut Helen, pihaknya dan UMM bisa mengembangkan hal-hal terkait fintech maupun data science dengan baik. Bisa juga diadakan sederet short course, pengembangan kurikulum, dan bahkan pertukaran sivitas akademika. Dengan diskusi yang lebih panjang, dia yakin akan tercipta program yang meyakinkan seperti summerschool maupun joint research.

Helen menilai fasilitas dan kualitas UMM sangat impresif. Lingkungan pendidikan yang memadai serta kepuasan mahasiswa yang terlihat tinggi. 

Ia juga mengapreasiasi beragam inovasi yang ditelurkan Kampus Putih UMM, salah satunya Center of Excellence (CoE). "Pun dengan keramahan yang saya terima, tidak hanya dari pejabat maupun pegawainya tapi juga dari para mahasiswanya," ungkapnya dalam siaran pers, Sabtu (16/7/2022)

Menurut dia, berbagai perbedaan yang ada merupakan sebuah hal yang menarik. Dari situ, akan muncul keingintahuan yang tinggi dari keduanya. Hal ini terutama terkait perbedaan kultur, pola pikir, dan model solusi bisa berjalan beriringan dan akhirnya menciptakan sebuah inovasi solutif yang bermanfaat.

Dia menilai ada beberapa kata yang bisa mewakili UMM yakni "inovatif, tak terduga, ramah, komunitas dan juga kampus yang hijau". Dia sangat menyukai kampus yang tidak hanya memiliki pembelajaran yang menarik dan sivitas akademika yang antusias. Tetapi juga kampus yang dihiasi dengan banyak tumbuhan seperti UMM.

Sampai saat ini, UMM telah memiliki lebih dari 2.600 kerja sama termasuk di ranah internasional. Ada Erasmus Mundus di benua Eropa yang mencakup sederet universitas seperti Universidad de Murcia Spanyol, Wrocalw University Polandia, Universidade Do Minho Portugel, dan lainnya. Ada pula kerjasama di benua Amerika Selatan seperti Universidad Nacional de Colombia hingga Universidade Regional de Blumenau (FURB) Brazil. Kolaborasi serupa juga dimiliki UMM di kawasan Asia, Amerika Utara, hingga Afrika.

Rektor UMM Fauzan menilai, pertemuan ini menjadi langkah strategis bagi masing-masing pihak. Ia ingin agar bisa segera ditindaklanjuti sehingga bisa mendorong akselerasi kemajuan perguruan tinggi, baik UMM maupun KCL. Apalagi melihat potensi kedua universitas yang sama-sama luar biasa, terutama di level internasional.

Fauzan berpendapat pertemuan ini menjadi awal dari rentetan panjang program-program yang bisa dikolaborasikan. Apalagi sampai saat ini UMM sudah memiliki jaringan kerjasama internasional di lebih dari 35 negara. Keberadaan KCL akan menjadi salah satu partner yang bagus dalam mengembangkan berbagai kegiatan internasional.

Fauzan juga melihat, kunjungan KCL tersebut bisa memperkuat inovasi yang sudah UMM laksanakan. Hal ini terutama terkait CoE dan Center for Future of Work (CFW) yang diharapkan bisa melahirkan generasi masa depan yang memiliki kemampuan mumpuni. Ia yakin kerja sama internasional akan memiliki efek yang signifikan pada lebih dari 20 CoE yang sudah diresmikan. Begitupun dengan CFW yang menyediakan kelas-kelas beroreintesi pekerjaan masa depan.

Dia berharap bisa segera ada implikasi dan aplikasi konkret setelah pertemuan ini. "Bagaimana kedua belah pihak bisa saling membantu dalam rangka memajukan dan mencapai target masing-masing,” kata dia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement