Senin 18 Jul 2022 01:29 WIB

Penjelajah NASA Temukan dan Hitung Karbon Organik di Mars, Hasilnya Mengejutkan

JUmlah karbon organik di sampel batuan sebanding dengan wilayah keras di Bumi.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Rover Curiosity mengambil foto yang terlihat seperti bunga kecil mungil atau bahkan beberapa jenis fitur organik.
Foto: NASA/JPL
Rover Curiosity mengambil foto yang terlihat seperti bunga kecil mungil atau bahkan beberapa jenis fitur organik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuan dari Mars mengandung karbon organik, komponen penting kehidupan. Penjelajah Mars Curiosity menganalisis jumlah karbon organik dalam sampel batuan berusia 3,5 miliar tahun yang digali dari lokasi danau purba di kawah Gale Mars.

Karbon organik berfungsi sebagai dasar untuk senyawa organik dan merupakan konstituen dari setiap bentuk kehidupan yang diketahui. Jennifer Stern, seorang ilmuwan luar angkasa NASA, adalah penulis utama makalah tersebut. Makalah diterbitkan pada 27 Juni 2022, di jurnal peer-review Proceedings of the National Academy of Sciences.

Baca Juga

“Total karbon organik adalah salah satu dari beberapa pengukuran (atau indeks) yang membantu kami memahami berapa banyak bahan yang tersedia sebagai bahan baku untuk kimia prebiotik dan potensi biologi,” kata Jennifer Stern.

Dia menemukan setidaknya 200 hingga 273 bagian per juta (ppm) karbon organik. Jumlah ini sebanding dengan jumlah yang ditemukan di bebatuan dari lingkungan yang sangat keras di Bumi, seperti beberapa daerah Gurun Atacama di Amerika Selatan. Jumlah itu juga melebihi jumlah yang ditemukan di meteorit dari Mars.

Sampel batu lumpur diperoleh dengan pengeboran rover di formasi Yellowknife Bay di kawah Mars 'Gale. Kawah Gale sebelumnya merupakan rumah bagi danau kuno yang sekarang kering. 

Dilansir dari Earth Sky, menurut para ilmuwan, batu lumpur itu tercipta 3,5 miliar tahun lalu ketika material yang sangat halus dari pelapukan batuan vulkanik terkumpul di dasar danau dan terkubur. Ini adalah pertama kalinya jumlah karbon organik diukur, terlepas dari kenyataan bahwa kedua penjelajah Mars aktif, Curiosity dan Perseverance, sebelumnya telah menemukan molekul karbon organik di Mars.

Stern menjelaskan bahwa masalah besar di sini adalah total karbon organik dalam sampel. "Kami menganggap ini sebagai pengukuran jumlah karbon organik abiotik (tidak berasal dari organisme hidup) yang akan tersedia untuk kimia organik. Deteksi sebelumnya sangat penting untuk memberi tahu kami jenis karbon apa yang ada di batuan permukaan Mars, sementara pekerjaan kami menyajikan berapa banyak karbon yang ada di sana, dan mencoba menjawab pertanyaan tentang sumber karbon,” ucap dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement