Ahad 17 Jul 2022 13:01 WIB

Studi Baru Tunjukan Diskriminasi Bagi Imigran Masih Tinggi di Prancis

Laporan menunjukkan anak imigran semakin melebur ke masyarakat Prancis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pagar batas negara antara Korasia dan Slovenia.
Foto: AP Photo/Darko Bandic
Pagar batas negara antara Korasia dan Slovenia.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dua studi baru yang penting di Prancis memecahkan mitos tentang imigrasi. Laporan itu menunjukkan bahwa anak-anak imigran semakin melebur ke dalam masyarakat Prancis tetapi beberapa dengan latar belakang Afrika dan Asia menghadapi diskriminasi terus-menerus.

Survei yang diterbitkan oleh badan statistik negara bagian dan Institut Studi Demografi negara bagian Prancis, Ined, memberikan data dan statistik nasional tentang jalur imigran ke Prancis, dari individu yang bermigrasi, anak-anak, hingga cucu-cucu mereka. Ini adalah versi terbaru dan lebih luas dari survei serupa yang dibuat 10 tahun lalu.

Baca Juga

Studi ini mencakup sampel representatif lebih dari 27.000 orang yang diambil dari sensus nasional. Mereka menjawab pertanyaan ekstensif tentang topik-topik seperti kehidupan keluarga, pendapatan, dan agama dari Juli 2019 hingga November 2020.

Salah satu laporan menemukan, sebagian besar populasi Prancis memiliki nenek moyang imigran, diperkirakan 32 persen orang di bawah 60 tahun. Anak-anak dan cucu imigran pun semakin terintegrasi ke dalam masyarakat Prancis.

Meskipun demikian, imigrasi tidak tersebar merata di seluruh Prancis. Salah satu peneliti Ined  Patrick Simon mengatakan, sekitar 70 persen penduduk Prancis berusia di bawah 60 tahun tidak memiliki warisan imigran selama tiga generasi terakhir dan keragaman etnis sangat bergantung pada tempat tinggal orang Prancis.

Laporan tersebut membantah istilah great replacement yang telah menjadi klaim palsu yang disebarkan oleh beberapa tokoh ekstrem kanan. Klaim ini menyatakan bahwa populasi kulit putih Prancis dan negara-negara Barat lainnya sedang dikuasai oleh imigran non-kulit putih.

"Penduduk dengan latar belakang imigran memiliki ikatan yang mendalam dengan penduduk yang tidak memiliki keturunan imigran langsung. Di setiap keluarga, orang memiliki hubungan langsung yang kurang atau lebih dengan imigrasi,” kata Simon.

Selama beberapa generasi, warisan imigran telah cair. Ditemukan bahwa 66 persen orang dengan setidaknya satu orang tua imigran menikah dengan orang-orang tanpa warisan imigran baru-baru ini. Sementara sembilan dari 10 orang generasi ketiga keluarga imigran Prancis hanya memiliki satu atau dua kakek-nenek imigran.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement