Senin 18 Jul 2022 00:15 WIB

Temui Jokowi, IMF Minta Indonesia Maksimalkan Peran di G20

Peran Indonesia dibutuhkan mengingat situasi dunia saat ini yang sedang tidak menentu

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers hasil 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (16/7/2022). Pertemuan FMCBG Ke-3 berhasil menyepakati sejumlah inisiatif dan kesepakatan terkait persoalan keuangan dunia.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers hasil 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (16/7/2022). Pertemuan FMCBG Ke-3 berhasil menyepakati sejumlah inisiatif dan kesepakatan terkait persoalan keuangan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva meminta peran Pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20, dimaksimalkan. Itu disampaikan Kristalina saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Ahad (17/7).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, peranan Indonesia di Presidensi G20 dibutuhkan mengingat situasi dunia saat ini yang sedang tidak menentu. Salah satunya, terjadinya perang Rusia-Ukraina yang masih berjalan saat ini menimbulkan kenaikan harga komoditas seperti pangan dan energi.

Kondisi ini menyebabkan inflasi di banyak negara meningkat drastis dan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi banyak-banyak negara yang sekarang menghadapi krisis pangan dan krisis energi.

"Peranan Indonesia sebagai Presidensi G20 dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani dalam keterangannya usai pertemuan, Ahad (17/7).

Sri Mulyani menjelaskan, dalam Presidensi G20 Indonesia akan membahas mengenai upaya menyinkronkan kebijakan fiskal moneter dalam menangani seperti krisis pangan. Serta, langkah-langkah untuk menurunkan risiko dari perekonomian global yang sekarang ini meningkat sangat tinggi.

Kedua, Direktur Pelaksana IMF juga menyampaikan agar Pemerintah Indonesia meyakinkan pimpinan negara G20 untuk mendukung langkah-langkah institusi membantu negara-negara yang sedang mengalami krisis.

Kristalina menyampaikan kepada Jokowi, dengan situasi inflasi yang menyebabkan bank bank sentral menaikkan suku bunga, maka kemungkinan berbagai negara-negara miskin dalam kondisi sangat rawan krisis keuangan. Karenanya, IMF akan melakukan langkah untuk bisa membantu negara-negara miskin tersebut.

"Kepemimpinan Indonesia nanti di bawah Bapak Jokowi pada saat pertemuan G20 diharapkan bisa pimpinan-pimpinan dari negara G20 akan mendukung langkah dari institusi-institusi yang memiliki kemampuan untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami krisis, seperti yang sekarang ini terjadi di berbagai negara Afrika dan juga bahkan negara seperti Sri Langka," kata Kristalina.

Menurutnya, upaya ini jangan sampai membuat kemampuan dunia internasional untuk mencegah krisis menjadi makin lemah. Sebab, kondisi ini akan menyebabkan risiko makin tinggi

"Bapak Presiden yang akan menjadi tuan rumah G20 nanti menjadi sangat-sangat penting untuk bisa memobilisasi dukungan semua leader G20 untuk bisa membantu terutama negara miskin," ujar Kristalina.

Selain itu, dalam kesempatan itu, Indonesia mengharapkan agar Uni Afrika bisa terus diundang dalam forum G20. Sebab, selama ini, G20 tidak memasukkan negara-negara Uni Afrika dalam pembahasannya secara permanen. Sedangkan dalam Presidensi G20 Indonesia, Indonesia mengundang Uni Afrika.

"Diharapkan juga akan menjadi suatu keputusan yang permanen dari G20 dan ini kemudian menyebabkan kita bisa membahas masalah dunia secara lebih lengkap, karena suara dari negara-negara terutama dari Afrika yang sekarang sedang menghadapi banyak sekali  kesulitan, kesulitan pangan, kesulitan dari sisi ekonomi dan juga keuangan menjadi sangat penting," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement