REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, institusi Polri terus memperkuat proses pembuktian ilmiah dalam mengusut kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah dinas Kepala Divisi Propam, Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (8/7/2022). Langkah itu untuk menghindarkan spekulasi.
"Untuk menghindari spekulasi yang dianalogikan tanpa didukung oleh pembuktian ilmiah dan bukan orang yang expert di bidangnya. Itu justru akan memperkeruh keadaan," kata Prasetyo dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (17/8/2022).
Baca: Irjen Ferdy Sambo, Orang Kepercayan Tito Karnavian, Moncer Era Idham Azis
Terkait kasus kematian Brigadir J, kata dia, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus gabungan internal dan eksternal, yang melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM. Tim tersebut bekerja dengan mengedepankan pendekatan penyelidikan kejahatan secara ilmiah alias scientific crime investigation.
Dedi memaparkan, proses pembuktian ilmiah yang dilakukan polisi. Dia menerangkan, tim kedokteran forensik terus berupaya merampungkan hasil autopsi. Kemudian, laboratorium forensik sedang melakukan uji balistik dari proyektil, selongsong, dan senjata dalam peristiwa itu.
"Di tempat kejadian perkara, pihak Inafis akan melakukan olah TKP untuk menemukan sidik jari DNA, mengukur jarak dan sudut tembakan, CCTV, handphone, dan lainnya," ujar Dedi.
Baca: Pangdam Kasuari: Kita Tunjukkan Sampai ke Lubang Tikus, TNI-Polri Ada Untuk Negara
Secara paralel, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri juga memeriksa sejumlah saksi dan memberikan asistensi ke tim penyidik dari Polres Metro Jaksel. Dengan keseluruhan proses pembuktian ilmiah itu, kata Dedi, diharapkan fakta yang sebenarnya akan terungkap.
Nantinya, Polri akan menyampaikan secara objektif dan transparan kepada masyarakat terkait dengan penanganan perkara ini. "Mohon bersabar dulu biar tim bekerja. Jadi nanti hasilnya akan sangat jelas dan komprehensif karena bukti yang bicara secara ilmiah dan ada kesesuaian dengan hasil pemeriksaan para saksi-saksi," kata Dedi.
Hingga memasuki hari ke-10, kasus penembakan Brigadir J masih belum menemukan titik terang. Adapun polisi sempat menyampaikan beberapa versi penembakan, namun publik melihat ada kejanggalan. Sehingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Polhukam Mahfud MD mendesak Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Baca: F Tabrak Mapolres Dikaitkan Terorisme dan HRS, Kapolda Sumut Bantah