Senin 18 Jul 2022 07:44 WIB

Uni Eropa Cari Suplai Gas Alternatif ke Azerbaijan

Eropa mencari diversifikasi impor energi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
 ARSIP - Seorang pekerja konstruksi Rusia berbicara di telepon seluler selama upacara menandai dimulainya pembangunan pipa Nord Stream di Teluk Portovaya sekitar 170 km (106 mil) barat laut dari St. Petersburg, Rusia pada 9 April 2010. Kekhawatiran meningkat tentang apa yang akan terjadi pada pasokan energi Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina dan kemudian mematikan gas alamnya sebagai pembalasan atas sanksi AS dan Eropa.
Foto: AP/Dmitry Lovetsky
ARSIP - Seorang pekerja konstruksi Rusia berbicara di telepon seluler selama upacara menandai dimulainya pembangunan pipa Nord Stream di Teluk Portovaya sekitar 170 km (106 mil) barat laut dari St. Petersburg, Rusia pada 9 April 2010. Kekhawatiran meningkat tentang apa yang akan terjadi pada pasokan energi Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina dan kemudian mematikan gas alamnya sebagai pembalasan atas sanksi AS dan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen diagendakan mengunjungi Azerbaijan, Senin (18/7/2022). Dia hendak mencari suplai gas alternatif untuk Benua Biru di tengah seretnya pasokan dari Rusia.

Komisi Eropa mengungkapkan, meski Rusia sudah menjadikan suplai energinya sebagai “senjata”, diversifikasi impor energi bagi Eropa tetap menjadi prioritas. “Presiden von der Leyen dan Komisaris (Energi) Kadri Simson akan berada di Azerbaijan besok untuk lebih memperkuat kerja sama,” kata Komisi Eropa lewat akun Twitter-nya, Ahad (17/7/2022).

Baca Juga

Menurut draf dokumen yang sempat dilihat Reuters pada 14 Juli lalu, Komisi Eropa telah mengusulkan kepada negara anggota Uni Eropa perihal kesepakatan peningkatan impor gas alam dari Azerbaijan. Komisi Eropa pun mendukung perluasan jaringan pipa untuk melakukan hal tersebut.

Komisi Eropa belum memberikan komentar resmi perihal draf tersebut. Uni Eropa diketahui telah setuju melakukan embargo terhadap komoditas minyak Rusia sebagai respons atas keputusan Moskow menyerang Ukraina. Penerapan embargo dilakukan secara bertahap dan diharapkan berlaku penuh akhir tahun ini.

Di sisi lain, transit gas lewat Polandia telah dihentikan tahun ini. Pengiriman gas via Ukraina pun sudah dibatasi. Pasokan gas melalui jaringan pipa Nord Stream 1 yang terbentang di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman pun sempat tersendat. Moskow menjelaskan, hal itu terjadi karena adanya kendala teknis.

Rusia mengatakan, turbin yang diperbarui untuk Nord Stream 1 tak bisa dikirim dari Kanada akibat sanksi Barat. Namun Jerman menuding, penyekatan suplai gas via Nord Stream 1 merupakan langkah politis atau balasan Moskow terhadap Eropa. Saat ini, Jerman mempersiapkan semua skenario, termasuk menyetop total pasokan gas dari Rusia.

Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB di Jenewa, Mikhail Ulyanov, mengungkapkan, negaranya tak memiliki niatan menutup suplai gas ke Eropa. “Rusia tidak pernah menolak melanjutkan pasokan gas alam ke Eropa dan sepenuhnya mematuhi kewajiban kontraktualnya,” kata Ulyanov lewat akun Twitter-nya pada Ahad lalu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement