REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan varian BA.2.75 atau centaurus memunculkan kekhawatiran bagi banyak ahli. Varian baru yang pertama kali terdeteksi di India ini tampak berkembang dua kali lebih cepat dibandingkan galur (strain) BA.5.
"Kasus-kasus dari varian baru strain omicron ini (centaurus) meningkat secara eksponensial di Inggris," jelas ahli imunologi asal Inggris, Denis Kinane, seperti dilansir Express, Ahad (17/7/2022).
Saat ini, European Centre for Disease Prevention and Control telah menetapkan varian centaurus sebagai "variant under monitoring" atau varian yang berada di bawah pengawasan. Kekhawatiran terhadap varian Centaurus muncul karena varian ini memiliki jumlah mutasi yang lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya.
Mutasi yang terjadi, khususnya pada spike protein virus, dikhawatirkan dapat membuat virus bisa mengikatkan diri pada sel-sel tubuh dengan lebih efisien. Mutasi yang ada juga dikhawatirkan dapat membuat virus mampu menghindari antibodi dengan lebih mudah.
Kekhawatiran ini juga diperkuat dengan adanya tren peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara yang sudah terdampak oleh varian centaurus, termasuk Inggris. Dalam sepekan terakhir ini, misalnya, kasus Covid-19 baru di Inggris mengalami peningkatan kasus sebesar 24,6 persen.
Baca juga : Kasus Perubahan Menstruasi Kian Umum Ditemukan Pascavaksinasi Covid-19
Jumlah kasus Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga tampak mengalami meningkat. Berdasarkan data, peningkatan kasus Covid-19 yang membutuhkan layanan rawat inap di Inggris meningkat sebesar 18,1 persen dalam sepekan.
Mengacu pada data terbaru, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 dalam kurun 28 hari setelah terbukti positif pun mengalami peningkatan di Inggris. Peningkatan kasus ini mencapai 32,6 persen.
"(Varian centaurus bisa jadi) lebih menular atau lebih mampu memicu infeksi berat," ungkap para ahli.