REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Otoritas Rusia telah menahan seorang jurnalis bernama Marina Ovsyannikova. Pada Maret lalu, dia sempat mengkritik dan memprotes keputusan Moskow menyerang Ukraina dalam siaran langsung televisi.
"Marina telah ditahan. Tidak ada informasi di mana dia berada," kata rekan-rekan sejawatnya di sebuah grup Telegram khusus jurnalis, Ahad (17/7/2022).
Pengacara Marina Ovsyannikova, yakni Dmitri Zakhatov, mengonfirmasi penangkapan kliennya saat diwawancara kantor berita Ria-Novosti. Sama seperti rekan-rekan Ovsyannikova, Zakhatov belum mengetahui keberadaan jurnalis berusia 44 tahun tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari otoritas Rusia perihal pengkapan Ovsyannikova. Namun Zakhatov menduga, kliennya ditahan karena aksi protesnya terhadap perang di Ukraina. "Saya berasumsi bahwa itu terkait satu atau lain cara dengan tindakan protesnya," ucapnya.
Ovsyannikova adalah seorang editor di Channel One. Pada Maret lalu, dia secara tiba-tiba masuk ke set program berita Vremya yang disiarkan langsung sambil membawa poster bertuliskan "No War".
Pada Jumat (15/7/2022), Ovsyannikova mengunggah foto dirinya di dekat Kremlin sambil membawa plakat protes tentang kematian anak-anak di Ukraina. Dia pun menghujat Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "pembunuh".
Aksi Ovsyannikova terbilang nekat dan berani. Dia dapat dijerat dengan pasal penyebaran berita bohong dan merendahkan tentara. Jika terbukti atau dinyatakan bersalah, Ovsyannikova bisa diganjar hukuman penjara yang berat.