REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Bank Sentral Ukraina telah menjual cadangan emas senilai 12,4 miliar dolar AS sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari. Wakil Gubernur Bank Sentral Kateryna Rozhkova menyatakan, penjualan diperlukan dalam upaya memenuhi kebutuhan barang di dalam negeri.
Rozhkov mengatakan, emas tidak dijual untuk menopang mata uang hryvnia Ukraina. "Kami menjual (emas ini) sehingga importir kami dapat membeli barang-barang yang diperlukan untuk negara," kata Rozhkova kepada televisi nasional.
Sedangkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki pada pekan lalu berjanji akan bekerja sama untuk mendukung Ukraina dalam mengatasi tantangan ekonominya. Keduanya menyatakan perang telah meningkatkan volatilitas nilai tukar, menimbulkan risiko bagi stabilitas ekonomi, dan keuangan di banyak negara pula.
Kedua belah pihak berjanji untuk bekerja sama dalam masalah mata uang di bawah komitmen sebagai anggota kelompok ekonomi G7 dan G20. “Kami akan terus berkonsultasi secara dekat di pasar valuta dan bekerja sama sebagaimana mestinya dalam masalah mata uang, sejalan dengan komitmen G7 dan G20 kami,” kata kedua belah pihak dalam pernyataan bersama yang dikutip dari Aljazirah setelah pertemuan di Tokyo pada 12 Juli.