REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII melalui unit kerja industri hilir teh mengekspor perdana teh Walini ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan jumlah 498 master karton akhir pekan kemarin. Sebelumnya, pada Februari lalu teh Walini diekspor ke Kanada sebanyak 1.070 master karton.
SEVP Manajemen Aset PTPN VIII Dian Hadiana Arief mengatakan, ekspor teh Walini ke UEA menjadi momentum mempromosikan teh Indonesia. Apalagi, teh Indonesia saat ini mulai menembus ke pasar dunia.
"Ekspor perdana ke negara Uni Emirat Arab menjadi ajang promosi yang tidak boleh dilepas begitu saja. Kita sampaikan di berbagai media sosial, teh Walini saat ini sudah mulai menembus pasar dunia. Ini menjadi suatu kebangkitan dan masa depan untuk produk PTPN VIII," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (18/7/2022)
Dia menuturkan, sepanjang 2022 pihaknya telah melakukan ekspor teh Walini ke berbagai negara yaitu AS dan Kanada. Pihaknya juga turut mengikuti pameran internasional di Qatar, Turki, Hungaria, Spanyol, dan Tunisia.
Dian mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mencari bentuk, cara, dan pemicu untuk kembali membangkitkan teh nasional. Dia pun berterima kasih kepada Kedutaan Besar Qatar yang membantu proses ekspor berjalan.
Manajer industri hilir teh PTPN VIII Sugama mengatakan, ekspor yang dilakukan ke negara Uni Emirat Arab juga dilakukan ke Dubai. Sebab, Dubai menjadi penghubung yang dapat memasarkan ke negara-negara di Timur Tengah.
Selain itu, pada pekan kedua bulan Agustus, ekspor akan dilakukan ke AS. Dia berharap, ekspor yang dilakukan dapat terus mendorong teh Walini menembus pasar dunia.
Kepala Divisi Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (persero) Dodi mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu cukup panjang untuk dapat mengekspor teh Walini ke Uni Emirat Arab. Dia berharap, ekspor ke negara tersebut terus berkelanjutan.
"Ekspor harus berkelanjutan bahkan harus bisa ekspor ke negara lainnya, jangan sampai mengecewakan atau menyia-nyiakan yang terpenting dari kegiatan ekspor adalah pembelian ulang. Ini tantangan bagi marketer," katanya.