Selasa 19 Jul 2022 00:20 WIB

Seperti Kokain, Gula Juga Bikin Kecanduan, Trik Ini Bisa Bantu Mengontrolnya

Gula dan kokain memberikan lonjakan dopamin yang serupa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Gula (ilustrasi). Gula dapat membuat ketagihan.
Foto: Wikimedia
Gula (ilustrasi). Gula dapat membuat ketagihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang dewasa dianjurkan untuk membatasi gula dalam asupan sehari-hari. Mereka disarankan tidak mengonsumsi gula melebihi dari 30 gram setiap harinya.

Selain itu, anak-anak berusia tujuh hingga 10 tahun disarankan tidak mengasup gula lebih 24 gram dan usia empat hingga enam tahun sebanyak 19 gram. Hanya saja, banyak orang dewasa justru melebihi batasan gula yang direkomendasikan per hari.

Baca Juga

Satu sendok teh gula, misalnya, setara dengan empat gram. Asupan gula menyebabkan peningkatan diabetes tipe 2, hati berlemak, penyakit jantung, kerusakan gigi, tekanan darah tinggi, hingga peningkatan kolesterol. Hal ini juga bisa menjadi penyebab obesitas.

Sebagai coach, dr Bunmi Aboaba mengaku telah membantu orang yang kecanduan makanan dan melihat banyak orang kecanduan gula. Karena itu, dia meyakini bahwa gula membuat ketagihan.

Gula dan obat-obatan terlarang memicu dopamin dan bahan kimia pemicu kesenangan lainnya di otak. Gula dan kokain memberikan lonjakan dopamin yang serupa.

"Itulah mengapa kita memiliki masalah obesitas. Orang ingin berhenti, tapi sulit karena sudah kecanduan," kata dr Aboaba, seperti dikutip dari The Sun, Senin (18/7/2022).

Otak membuat jalur sehingga gula menjadi satu-satunya mekanisme mengatasi sesuatu. Begitu kecanduan terbentuk, sulit untuk keluar dari kebiasaan itu tanpa pengetahuan, strategi, dan dukungan karena lonjakan dopamin besar yang ditimbulkannya di dalam tubuh.

Ketika kadarnya turun, keinginan mulai muncul untuk mengonsumsi lebih banyak gula untuk merasa bahagia. Kecanduan gula dapat memengaruhi pekerjaan, hubungan, dan kesehatan mental.

Tapi tidak semua gula sama. Ada gula alami dalam buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa).

Ahli gizi Amanda Ursell mengatakan gula terperangkap dalam sel di dalam makanan. Gula meningkatkan kadar gula darah jauh lebih lambat, tetapi juga memberikan serat dan mineral dan ratusan nutrisi super nabati yang memiliki manfaat tak terhitung.

"Tapi ada gula dalam madu alami, jus buah tanpa pemanis dan smoothies, misalnya, yang tidak berbeda dengan gula meja karena semua mikronutrien dihilangkan dalam pemrosesan," ujar Amanda.

Dia menyarankan untuk hanya mengonsumsi satu makanan manis dalam sehari, seperti jus buah, sereal, atau makanan penutup. Jika mengonsumsi lebih dari itu, artinya akan kelebihan asupan gula per hari.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هٰٓاَنْتُمْ اُولَاۤءِ تُحِبُّوْنَهُمْ وَلَا يُحِبُّوْنَكُمْ وَتُؤْمِنُوْنَ بِالْكِتٰبِ كُلِّهٖۚ وَاِذَا لَقُوْكُمْ قَالُوْٓا اٰمَنَّاۖ وَاِذَا خَلَوْا عَضُّوْا عَلَيْكُمُ الْاَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۗ قُلْ مُوْتُوْا بِغَيْظِكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu karena kemarahanmu itu!” Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

(QS. Ali 'Imran ayat 119)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement