REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kongres Serikat Nigeria (NLC) akan menggelar unjuk rasa selama dua hari dari 26 Juli sebagai protes atas tutupnya universitas negeri di seluruh negeri selama enam bulan. Universitas tutup karena tidak adanya kesepakatan antara pemerintah dan dosen dalam masalah gaji.
NLC merupakan serikat payung terbesar yang mewakili jutaan buruh dari sebagian besar sektor di Nigeria termasuk industri minyak. Dalam pernyataannya serikat itu mengatakan akan mengerahkan para buruh berunjuk rasa untuk menuntut pemerintahan yang baik.
Dosen-dosen universitas negeri di Nigeria kerap menggelar aksi protes. Mogok kerja terakhir yang dilakukan Serikat Staf Akademik Universitas dimulai pada 14 Februari. Mogok sebelumnya pada tahun 2020 berlangsung selama sembilan bulan.
Gaji dan fasilitas pengajaran menjadi isu yang memicu mogok kerja sebelumya. Sebagai bentuk perlawanan pada pemerintah yang memberikan banyak dana pada sekolah-sekolah negeri.
Buruh industri minyak dan gas mengancam akan bergabung dengan para dosen. Situasi ini dapat memperburuk kelangkaan bahan bakar di perekonomian terbesar di Afrika itu.
Tingginya ketidakamanan Nigeria yang dipicu penculikan, tingginya angka pengangguran, inflasi dan rendahnya pertumbuhan dapat memicu kerusuhan. Sementara pemasukan pemerintah rendah dan defisit besar walaupun harga minyak sedang tinggi.
Nigeria akan menggelar pemilihan umum pada awal tahun depan. Rakyat Nigeria akan memilih presiden, gubernur negara bagian dan anggota parlemen yang baru.