REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan terus memasok informasi intelijen kepada Ukraina. Hal itu disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memecat kepala dinas keamanan dan jaksa agung di negaranya.
"Kami setiap hari berhubungan dengan mitra Ukraina kami. Kami berinvestasi bukan dalam kepribadian, kami berinvestasi dalam institusi. Kami memang memiliki hubungan berbagi intelijen dengan rekan-rekan Ukraina kami dan kami terus melanjutkannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam konferensi pers, Senin (18/7/2022).
Zelenskyy baru saja memecat kepala dinas keamanan Ukraina (SBU) Ivan Bakanov dan Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova. Pemecatan itu dilakukan karena keduanya dianggap gagal mengidentifikasi “pengkhianat” di lingkup pemerintahan yang melakukan operasi spionase untuk Rusia.
Menurut Zelenskyy, ada lebih dari 60 pejabat di SBU dan kantor kejaksaan Ukraina yang melakukan tindakan melawan negara. Mereka bekerja di wilayah yang kini dikuasai atau dikontrol Rusia. Zelenskyy mengungkapkan, sudah ada 651 kasus pengkhianatan dibuka terhadap para pejabat penegak hukum di Ukraina.
Sebelum perang dengan Rusia pecah, Zelenskyy telah menghadapi gelombang kritik dan hujatan. Dia dituduh menempatkan teman-teman dekatnya di posisi-posisi strategis. Ivan Bakanov yang menjabat kepala dinas keamanan Ukraina adalah teman masa kecil Zelensky.
Bakanov pun membantu menjalankan bisnis media Zelenskyy saat temannya itu belum menjabat sebagai presiden dan masih berkarier di industri televisi. Saat Zelenskyy memutuskan maju dalam pemilihan presiden, Bakanov menjadi pemimpin kampanyenya.
Sementara Iryna Venediktova adalah rekan profesional. Venediktova aktif memberi nasihat dan penerangan kepada Zelenskyy tentang reformasi peradilan sejak ia terjun ke dunia politik.