REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, merespons sindiran yang dilontarkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut sebuah partai mencalonkan kader partai lain saat elektabilitasnya tengah turun. Willy mengaku tak mempersoalkan sindiran tersebut.
"Kalau disindir-sindir sudah biasa. Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka. Tapi daripada nyindir ya mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja kan?" kata Willy kepada Republika, Selasa (19/7/2022).
Wakil Ketua Baleg DPR itu menambahkan, lebih baik seperti Nasdem yang jujur menyatakan calon tertentu layak jadi capres, meski bukan kader Nasdem sendiri. Ketimbang partainya sendiri yang tidak mau mencalonkan kadernya yang menonjol dan punya potensi. "Itu menipu diri sendiri namanya," tegasnya.
Willy menuturkan, lagi pula bakal capres dari Nasdem hasil rakernas beberapa waktu lalu merupakan aspirasi kader dari bawah. Opsi-opsi bakal calon presiden yang ditawarkan Partai Nasdem dilakukan supaya terjadi pertemuan, saling menjajaki, berkomunikasi, dan membangun kesepahaman bersama.
"Karena platform yang diusung Nasdem adalah politik kebangsaan sebagaimana digaungkan dalam Rakernas kemarin," ucapnya.
Selain itu, Willy juga menegaskan, Nasdem tidak suka menentukan pilihan di menit-menit akhir atau injury time. Menurutnya hal itu bukanlah gaya Nasdem.
"Nasdem selalu menyatakan di depan, tidak bertele-tele dan basa basi. Dan itu sudah dipraktikkan di banyak pilkada," tuturnya.
Dengan demikian ia menambahkan, meskipun elektoral Nasdem dalam survei-survei turun, Nasdem tetap punya kepercayaan diri dan marwah yang tinggi. Hal itu terpotret juga di pemilu-pemilu sebelumnya.
"Dalam survei, Nasdem boleh rendah. Tapi itu tidak membuat Nasdem berkecil hati dan terus bekerja. Hasilnya kan bisa temen-temen lihat sendiri," ungkapnya.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, secara khusus meminta agar pengurus dan kader partai tak terpengaruh mengenai isu capres-cawapres. Hasto berpesan agar pengurus dan kader PDIP tidak perlu ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain.
"Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” kata Hasto Ahad (17/7/2022).
Hasto mengatakan, capres yang akan diusung oleh PDIP akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia pun meminta agar kader taat pada asas.
“Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara, mencari pemimpin yang betul-betul mengakar pada rakyat, dipimpin oleh ideologi Pancasila sehingga bisa menentukan arah masa depan. Itu yang dicari Bu Mega,” ujarnya.