REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering kali ada orang yang mengaitkan musibah yang menimpanya dengan hal-hal mistis. Seperti memercayai kecelakaan karena ulah jin atau karena arwah orang-orang dulu yang bergentayangan menghuni tempat tersebut. Atau memercayai musibah yang menimpanya sebagai sebuah kesialan karena melewati jalan atau memasuki kawasan tertentu yang dianggap angker.
Lalu bagaimana menurut pandangan Islam?
Pendakwah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Daarul 'Ilmi Semarang, Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar mengatakan ada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa nabi Muhammad SAW melarang thiyarah, yakni merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung atau hal lainnya yang dianggap simbol kesialan. Atau tasya'um yakni berpikir negatif dengan menyalahkan sesuatu yang tak ada landasannya dari Allah. Misalnya seseorang mempercayai bahwa ada kekuatan mistis yang membuatnya bisa tertimpa kesialan.
Habib Muhammad mengatakan, orang-orang jahiliyah pada masa lalu sangat memercayai bahwa hewan bisa memberikan tanda-tanda musibah atau kesialan yang akan datang. Karena itu, ketika hendak melakukan perjalanan, orang-orang Arab jahiliyah akan melihat burung. Bila burung tersebut terbang ke arah kanan, orang-orang Arab jahiliah akan berangkat melakukan perjalanan karena meyakini tidak akan ada kesialan yang menimpanya. Namun, bila burung tersebut terbang ke kiri, orang Arab jahiliyah akan memutuskan tidak melakukan perjalanan karena khawatir akan menemui kesialan atau musibah. Hal tersebut adalah thiyarah yang dilarang Islam.
"Tentang arwah gentayangan, Nabi Muhammad juga pernah menyampaikan ngga ada itu arwah-arwah gentayangan. Jadi orang-orang jahilyah dulu suka berpikir seperti itu, arwah-arwah gentayangan. Ngga ada, nabi menafikan itu semua," kata Habib Muhammad dalam kajian daring yang disiarkan NU Online beberapa waktu lalu.