REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Harga cabai rawit di sejumlah pasar di Surabaya mulai mengalami penurunan meskipun belum signifikan. Di Pasar Tambahrejo, harga rata-rata cabai rawit Rp 65 ribu per kilogram. Kemudian di Pasar Genteng, harga cabai rawit masih di angka Rp 70 ribu per kilogram, di Pasar Pucang Anom dan Pasar Keputran Rp 80 ribu per kilogram, dan di Pasar Wonokromo Rp 75 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo, Herni Wijaya (41) berharap pemerintah selaku pemangku kebijakan bisa mengatasi masalah tingginya harga cabai rawit tersebut. Ia juga berharap ketersediaan cabai rawit bisa kembali normal, sehingga pendapatan pun bisa kembali normal. Ia tak ingin tingginya harga cabai rawit berlarut-larut seperti minyak goreng.
"Ya mudah-mudahan harganya bisa kembali normal biar pembeli enak pedagang juga enak," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (19/7).
Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko mengungkapkan harga cabai rawit di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram. Nanang menyatakan, meski mengalami penurunan, harga cabai rawit belum menyentuh harga normal. Ia memperkirakan, butuh waktu hingga dua bulan untuk harga cabai rawit kembali ke harga normal.
“Tingginya harga cabai, baik yang besar maupun cabai rawit ini kemungkinan masih berlangsung lama yakni hingga 1,5 hingga dua bulan kemudian,” ujarnya.
Nanang mengkhawatirkan harga cabai rawit akan anjlok drastis dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, lanjut Nanang, ada peningkatan penanaman cabai rawit di wilayah Jawa Timur. Dimana banyak petani yang sebelumnya tidak terbiasa menanam cabai rawit, saat terjadi kelangkaan dan peningkatan harga, memilih menanam cabai rawit.
“Saat ini banyak masyarakat atau petani yang latah menanam cabai dan diperkirakan panen empat bulan lagi," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengungkapkan hasil produksi cabai besar di Jatim sepanjang Juni 2022 yakni 5.769 ton dengan luas tanam sekitar 245 hektare. Kemudian hasil produksi cabai rawit di Jatim mencapai 6.520 ton dengan luas tanam 812 hektare. “Stok cabai di Jatim masih surplus,” ujarnya.