REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) bukan hanya sekadar mendapatkan sertifikat dan formalitas. Hal ini juga sebagai upaya menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dalam menentukan masa depan Indonesia.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan dalam orientasi akademik PPG UMM, Senin (18/7/2022). Pada kesempatan itu pula, PPG UMM juga meluncurkan 16 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) buah karya kolaborasi para mahasiswa dan dosen. Sederet HKI tersebut berupa poster, metode serta lembar kerja peserta didik.
Fauzan menilai, sistem PPG yang ada memiliki tujuan untuk mengantarkan peserta agar memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik. Dengan begitu, guru bisa meningkatkan kualitas SDM melalui pembelajaran. "Utamanya dalam menyongsong bonus demografi yang dimulai pada 2030 nanti dan Indonesia emas di 2045 mendatang," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Senin (18/7/2022).
Menurut dia, program PPG harus bisa membentuk guru yang memiliki pola pikir bahwa pendidikan itu dinamis. Pendidikan akan selalu berubah dan menyesuaikan dengan era yang ada. Menurutnya, investasi paling utama adalah investasi pendidikan, karena kualitas SDM akan menentukan warna peradaban yang akan dicapai Indonesia.
Adapun mahasiswa PPG UMM dalam jabatan 2022 kategori I prodi PPG mencapai 945 orang. Dari jumlah tersebut, 35 di antaranya dari bidang bahasa Indonesia, 35 bahasa Inggris, dan 35 PKN. Kemudian sebanyak 840 orang dari bidang pendidikan guru sekolah dasar.
Ratusan mahasiswa tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Terkait tingkat kelulusan, beberapa tahun belakangan PPG UMM berhasil mencapai lebih dari 85 persen yang berhasil lulus dari program ini.
Sementara itu, Koordinator Pokja Inovasi dan Transformasi Asesmen PPG Ferry Maulana Putra menjelaskan, pendidikan merupakan upaya untuk mendorong peserta didik agar aktif dalam mengembangkan potensinya. Maka itu, peran seorang guru sangatlah signifikan atas upaya tersebut.
Menurut dia, seorang guru harus mampu menjadi pendidik profesional yang mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai hingga mengevaluasi peserta didik. Dengan demikian, akan terlahir anak-anak muda pemangku tongkat yang kompeten di masa depan.
Fery mengatakan, strategi utama Kemdikbud ialah membentuk sekolah-sekolah yang ada menjadi sekolah penggerak yang diisi oleh guru penggerak. Ada beberapa program utama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Beberapa di antaranya transformasi kepemimpinan pendidikan dan pengembangan ekosistem belajar guru di setiap provinsi.
Di samping itu, juga dengan mengupayakan pemberdayaan komunitas pendidikan secara gotong royong dan regulasi tata kelola SDM baik. Sebab itu, dia berharap proses PPG ini bisa menjadi salah satu alasan agar bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik lagi.