REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Saepudin Muhtar berharap kader ulama lembaga tersebut melek politik. "Ingat, bahwa politik menurut kacamata kader ulama bukanlah ghoyah (tujuan) melainkan wasilah (perantara) untuk membangun Kabupaten Bogor. Itulah yang dinamakan politik langit," kata Saepudin saat menyampaikan materi kepada peserta Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI Kabupaten Bogor Angkatan XVI di Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022).
Saepudin atau Gus Udin mengajak para kader ulama MUI di Kabupaten Bogor untuk turut serta membangun masyarakat lewat jalur politik. Karena berbagai kebijakan yang dilahirkan pemerintah merupakan produk politik.
Dia juga mengajak kader ulama berkontribusi di jalur politik, seperti mengedukasi masyarakat agar menjadi pemilih cerdas. Mulai dari memilih calon legislatif hingga kepala desa setempat. "Kader PKU harus berperan serta dalam pembangunan baik dalam sisi pemikiran maupun kebijakan," kata dosen Universitas Djuanda Bogor itu.
Menurut dia, kader ulama bentukan MUI Kabupaten Bogor memiliki kemampuan dan kapasitas mumpuni serta keilmuan, sehingga menjadi bekal saat berperan serta dalam pembangunan. "Jika dihitung, setiap angkatan ada 50 kader dari 40 kecamatan dan saat ini sudah angkatan ke-16. Artinya, sudah pantas kader PKU untuk berperan serta dalam pembangunan, baik di tingkat lokal maupun nasional, dengan prinsip saling mendukung satu sama lain," ujarnya.
Proses seleksi peserta PKU tersebut dilakukan dengan menyeleksi mulai dari keilmuan, pengetahuan agama, wawasan kebangsaan, politik, dan kedaerahan. Berbagai poin penilaian itu menjadi tolak ukur kepantasan kader PKU untuk berperan serta di berbagai bidang.