REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia melanjutkan pengeboman di kota-kota seluruh Ukraina. Pihak berwenang Ukraina mengatakan serangan di Sumy yang terletak di utara Ukraina semakin intensif. Selain itu, bom klaster digunakan di Kota Mykolaiv dan sebuah serangan rudal di Odesa.
Serangan rudal Rusia di Odesa, Senin (18/7/2022) melukai empat orang dan menghanguskan rumah-rumah. Pemerintah Ukraina mengatakan bom klaster di Mkoliav melukai dua orang dan lebih dari 150 ranjau dan tembakan dilepaskan di wilayah Sumy.
Ukraina mengatakan pasukan Rusia mencoba menerobos masuk ke Kota Avdiyivka di utara Donetsk tapi mereka dipukul mundur setelah berperang selama beberapa hari. Rusia mengalami kekalahan yang cukup berat dengan kehilangan 40 orang.
Komandan militer Ukraina mengatakan sistem roket jarak jauh Amerika Serikat (AS) "menstabilkan situasi" melalui "serangan besar ke titik-titik komando, amunisi dan gudang bahan bakar musuh."
Sebelumnya dilaporkan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memerintahkan jenderal-jenderalnya memprioritaskan menghancurkan rudal jarak jauh dan senjata artileri Ukraina dalam operasi militer ke negara itu. Langkah ini diambil usai senjata-senjata yang dipasok Barat digunakan menyerang jalur pasokan Rusia.
Invasi yang digelar Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari itu sudah berlangsung lima bulan. Pasukan Rusia menyerbu wilayah Donbas di Ukraina timur dan kini menduduki daerah kelima di negara tersebut.
Pada Senin (18/7) Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Shoigu menginspeksi kelompok Vostok yang berperang di Ukraina. Menteri Pertahanan itu merupakan salah satu sekutu terdekat Presiden Putin.
"(Shoigu) menginstruksikan para komando untuk memprioritaskan rudal jarak jauh dan senjata artileri musuh," kata kementerian dalam pernyataannya.
Kementerian mengatakan senjata-senjata itu digunakan untuk menembaki wilayah pemukiman warga di Donbas yang dikuasai Rusia dan membakar ladang dan gudang gandum. Laporan mengenai hal ini belum dapat diverifikasi secara independen.