REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sebuah desa Palestina yang dikelilingi oleh tiga permukiman Israel dan sebuah kamp militer Pasukan Pertahanan Israel berada dalam cengkeraman krisis air parah. Hal ini disampaikan oleh para pemimpin masyarakat.
Hampir 3.500 penduduk desa Duma di Lembah Yordan di Tepi Barat utara berjuang menemukan air minum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan memelihara ternak. Dan banyak dari mereka tidak mampu membayar biaya 100 dolar AS untuk membeli tangki air.
Kepala dewan desa Duma, Suleiman Dawabsheh mengatakan penduduk setempat hanya menerima 1.280 gelas air per minggu. Sebanyak empat komunitas Badui terdekat juga mengandalkan Duma untuk pasokan air.
“Mereka menyebut kami desa haus karena sedikitnya air yang mencapai kami dan sedikit hujan yang turun setiap tahun, yang tidak melebihi 420 milimeter,” kata Dawabsheh dilansir dari Arab News, Selasa (19/7/2022).
Dawabsheh mengatakan, pemukim Israel telah mencegah mereka merehabilitasi empat mata air di desa yang dapat berkontribusi untuk mengurangi kekurangan air. “Kami memiliki sejumlah besar ternak yang mengonsumsi air dalam jumlah besar, terutama musim panas ini yang lebih panas dari sebelumnya. Akibatnya kami tidak dapat menemukan cukup air untuk digunakan manusia dan menyirami domba,” jelasnya.
Duma hanyalah salah satu contoh dari banyak kota dan desa Palestina di Tepi Barat di mana tiga juta orang tinggal menderita kekurangan air. Sementara itu, banyak dari 700 ribu orang yang tinggal di permukiman Israel di seluruh Tepi Barat diperkirakan memiliki akses ke persediaan air yang berlimpah untuk minum, mengisi kolam renang, mengairi tanaman, dan mencuci kendaraan.
Black-and-es telah menyedot 85 persen air Palestina dan kemudian menjualnya kembali kepada mereka. Mereka juga menolak pengajuan lisensi untuk mengebor sumur tambahan atau memasang pompa pendorong.