PGRI Diminta Mampu Respon Dinamika
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
PGRI Diminta Mampu Respon Dinamika (ilustrasi). | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sleman menggelar Konferensi II. Ketua PGRI Kabupaten Sleman, Mujiyanta mengatakan, ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun oleh PGRI Kabupaten Sleman.
Ia menekankan, Konferensi II PGRI Sleman ini merupakan siklus tahunan yang harus dilaksanakan sebagai sarana dalam menyampaikan pandangan program kerja untuk tahun-tahun mendatang. Kegiatan dihadiri lebih dari 50 anggota-anggota PGRI.
Selain itu, Konferensi II PGRI Sleman turut dihadiri perwakilan-perwakilan PGRI DIY. Pada kesempatan itu, Mujiyanta menuturkan, PGRI Sleman turut mulai mencoba meluncurkan website PGRI Kabupaten Sleman sebagai pusat informasi kegiatan.
"Dengan harapan, nantinya mampu memacu guru-guru lebih memahami perkembangan teknologi agar tidak tertinggal informasi," kata Mujiyanta melalui rilis yang diterima Republika, Selasa (19/7/2022).
Bupati Sleman, Kustini Purnomo, menyambut baik atas penyelenggaraan Konferensi II PGRI Sleman. Ia berharap, kegiatan ini hendaknya tidak dipandang sebagai agenda yang bersifat rutinitas atau semacam seremonial anggota-anggota PGRI.
Sebab, ia berpendapat, agenda tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membentuk karakter kokoh guru-guru yang tergabung dalam PGRI Kabupaten Sleman. Sehingga, mereka mampu bertransformasi menjadi guru-guru yang lebih profesional.
Kustini menyampaikan, PGRI Sleman selama ini sudah menjadi sebuah wadah bagi guru-guru dalam berorganisasi, meningkatkan kemampuan, serta profesionalisme. Karenanya, PGRI harus menjadi organisasi yang dinamis, mandiri dan dicintai.
Selain itu, ia menambahkan, PGRI Sleman harus mampu membangun citra yang positif bagi guru-guru. Sehingga, disegani oleh mitra-mitra kerjanya sekaligus diakui kemanfaatannya dan keberadaannya oleh masyarakat secara lebih luas.
"Atas dasar pemikiran inilah, PGRI harus senantiasa berusaha merespon dinamika kebijakan tentang pendidikan dan guru, terbuka terhadap aspirasi anggotanya," ujar Kustini.