REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas Rusia tidak akan menyerah pada perkembangan teknologi. Moskow dinilai tidak akan kembali ke dekade lalu seperti yang diprediksi oleh para simpatisan.
Memimpin pertemuan Dewan Pengembangan Strategis dan Proyek Nasional melalui tautan video pada Senin (18/7/2022), Putin mengatakan, Barat telah menerapkan sanksi untuk menghentikan Rusia dari produk teknologi tinggi untuk menahan perkembangan negara. Namun, dia berjanji untuk mengalahkan masalah teknologi tinggi kolosal yang disebabkan oleh sanksi Barat.
"Ini adalah tantangan besar bagi negara kita. Menyadari banyaknya kesulitan yang kami hadapi, kami akan mencari solusi baru dengan cara yang energik dan kompeten," kata Putin.
Putin menggarisbawahi bahwa Rusia saat ini menghadapi penutupan akses yang hampir lengkap ke produk teknologi tinggi asing. Dia mencatat bahwa pembatasan dilakukan dengan sengaja.
Menurut Putin, teknologi tersebut adalah dasar bagi perkembangan progresif negara mana pun di dunia modern. "Di sinilah tepatnya mereka mencoba membuat hambatan bagi kami untuk menahan perkembangan Rusia," katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Mengatasi masalah itu, Putin mengklaim, Rusia juga akan menggunakan teknologi dan produk berdaulat dari perusahaan domestik yang inovatif. Banyak perusahaan Rusia yang tumbuh cepat seperti pengecer daring Ozon atau perusahaan teknologi Yandex telah terputus dari pembiayaan Barat karena sanksi.
Putin mengatakan, Rusia harus segera menciptakan alternatif sehingga perusahaan semacam itu dapat menarik pembiayaan yang diperlukan di dalam negeri dan melanjutkan pengembangannya. "Saya sangat menantikan proposal terperinci dari kementerian keuangan dan Bank Rusia,” katanya dikutip dari timesof israel.
Banyak perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Apple, Microsoft, dan Intel, menangguhkan operasi atau meninggalkan Rusia. Tindakan ini terjadi akibat keputusan Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.