Rabu 20 Jul 2022 06:17 WIB

Kemenkes dan Bio Farma Luncurkan Alat Deteksi Kanker Usus

Data 2018 menyebut kanker usus menempati peringkat ketiga dunia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin (keempat kanan), bersama Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir (ketiga kanan), Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas (keempat kiri) dan Direktur RS Kanker Dharmais Soeko W Nindito (ketiga kiri) berfoto bersama usaia meresmikan launching produk BioColomelt-DX di Aula RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (9/7/2022). PT. Bio Farma meluncurkan produk buatan anak bangsa berupa BioColomelt-DX yang merupakan produk diagnostik molekuler untuk mendeteksi kelainan genetik pada pasien kanker kolorektal. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin (keempat kanan), bersama Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir (ketiga kanan), Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas (keempat kiri) dan Direktur RS Kanker Dharmais Soeko W Nindito (ketiga kiri) berfoto bersama usaia meresmikan launching produk BioColomelt-DX di Aula RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (9/7/2022). PT. Bio Farma meluncurkan produk buatan anak bangsa berupa BioColomelt-DX yang merupakan produk diagnostik molekuler untuk mendeteksi kelainan genetik pada pasien kanker kolorektal. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menginisiasi penggunaan BioColoMelt-Dx di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (19/7/2022). BioColoMelt-Dx adalah kit diagnostik molekuler untuk mendeteksi kelainan genetik yang terjadi pada pasien kanker kolorektal.

Hasil pemeriksaan BioColoMelt-Dx berupa informasi profil mutasi kanker yang dapat digunakan oleh dokter atau tenaga medis lainnya untuk menentukan jenis obat yang memberikan respon terapi paling optimal pada pasien kanker kolorektal tersebut.

 

BioColoMelt-Dx juga dapat digunakan untuk penapisan (screening) Lynch syndrome. Ini merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap berbagai macam kanker dan bersifat keturunan.

 

Dengan diperolehnya informasi Lynch syndrome dari hasil penapisan tersebut, keluarga pasien yang terduga mempunyai Lynch syndrome dapat menjalani pengawasan untuk pencegahan atau penanganan kanker sedini mungkin.

 

Menkes Budi mengatakan kanker terjadi karena adanya mutasi dari DNA seseorang. Dalam perjalanan hidup manusia DNA itu bisa berubah dan itu yang memicu kanker.

 

“Untuk melihat perubahan DNA itu diperlukan PCR. Itu teknologi yang sederhana, lebih murah alatnya seperti BioColoMelt-Dx. Dengan teknologi ini bisa mendeteksi perubahan DNA di posisi-posisi tertentu. Kalau kita sudah tahu perubahan DNA nya apa, kita tahu persis kankernya kanker apa dan di mana sehingga pengobatannya bisa lebih cepat dan tepat,” kata Menkes Budi di RS Kanker Dharmais.

 

 

Berdasarkan data WHO tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat ketiga dunia untuk jenis kanker yang paling umum terjadi.

 

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Globocan tahun 2020, kanker kolorektal menduduki peringkat keempat kanker dengan kasus baru terbanyak di Indonesia.

 

Setidaknya terdapat 35 ribu jumlah pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahunnya, dan 35 persen di antaranya menyerang penduduk Indonesia yang berusia produktif (di bawah 40 tahun). Sedangkan angka kematian di Indonesia mencapai 6,7 dari 100 ribu kasus.

 

Produk BioColomelt-Dx merupakan inovasi hasil kolaborasi Bio Farma dan PathGen yang melibatkan berbagai industri, instansi penelitian dan pendidikan, seperti dengan Universitas Nottingham Inggris, dan memiliki Lab pengembangan di Indonesia (Lab LIPI dan BRIN).

 

Sebelum diluncurkan pada hari ini, BioColomelt-Dx divalidasi oleh klinisi dari beberapa RS nasional di antaranya RS Dharmais, RS Sardjito dan UGM, RSCM dan FKUI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement