Rabu 20 Jul 2022 09:58 WIB

WHO Sebut Kasus Positif Varian Omicron di Eropa Naik 3 Kali Lipat 

Varian omicron mendorong gelombang penyakit baru di seluruh benua.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus virus Covid-19 varian Omicron telah meningkat tiga kali lipat di seluruh Eropa dalam enam minggu terakhir. Angka ini terhitung hampir setengah dari semua infeksi secara global. Tingkat rawat inap juga meningkat dua kali lipat, meskipun penerimaan perawatan intensif tetap rendah.

"Penyakit jahat dan berpotensi mematikan yang tidak boleh diremehkan orang. Varian omicron mendorong gelombang penyakit baru di seluruh benua dan infeksi berulang berpotensi menyebabkan Covid-19 yang berkepanjangan," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge dikutip dari healtheconomictimes pada Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Dia melanjutkan 53 negara di kawasan Eropa, yang membentang hingga Asia Tengah terdapat hampir 3 juta infeksi virus corona baru pekan lalu. Virus itu menyebabkan sekitar 3 ribu orang meninggal setiap minggu. Secara global, kasus Covid-19 telah meningkat selama lima minggu terakhir bahkan ketika negara-negara telah mengurangi pengujian.

"Dengan meningkatnya kasus, kami juga melihat peningkatan rawat inap, yang hanya akan meningkat lebih lanjut pada bulan-bulan musim gugur dan musim dingin. Perkiraan ini menghadirkan tantangan besar bagi tenaga kerja kesehatan di negara demi negara, yang sudah berada di bawah tekanan besar menghadapi krisis yang tidak henti-hentinya sejak 2020," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat harus membuat keputusan sendiri, bahkan di negara-negara dimana pihak berwenang sebagian besar mengabaikan pembatasan virus Covid-19.

"Kita semua menyadari apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri kita tetap aman, menilai tingkat risiko kita dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi orang lain jika kita terinfeksi," kata dia.

Badan kesehatan PBB menyerukan dosis penguat vaksin kedua untuk siapapun yang berusia 5 tahun ke atas dengan sistem kekebalan yang lemah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement