REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan yang dipicu angin kencang melanda daerah pegunungan dekat Athena, Yunani, memaksa ribuan pasien di rumah sakit mengungsi. Sementara Inggris menghitung kerugian yang disebabkan hari-hari terpanasnya.
Bulan ini Eropa dilanda kebakaran hutan, bencana itu terjadi di Yunani, Prancis, Spanyol, Turki, Italia dan Portugal. Ilmuwan yakin api yang menyala karena udara yang semakin panas dan lembab berkaitan dengan perubahan iklim.
Asap tebal membuat awan di atas Gunung Penteli yang terletak di sekitar 27 kilometer sebelah utara Athena menghitam. Hampir 500 petugas pemadam kebakaran, 120 mesin pemadam api dan 15 pesawat pembawa air mencoba menjinakkan api.
Kebakaran dimulai pada Selasa (19/7/2022) sore terus berlanjut sampai Rabu (20/7/2022). Pihak berwenang Yunani mengatakan mereka telah mengevakuasi sembilan pemukiman warga.
Satu rumah sakit dan Lembaga Observasi Nasional Athena juga dievakuasi. Polisi membantu sekitar 600 warga keluar dari daerah yang terdampak kebakaran hutan.
"Ini malam yang sulit," kata juru bicara pemadam kebakaran Yunani Yiannis Artopios dalam sebuah laporan stasiun televisi.
Ia mengatakan kecepatan angin mencapai 80 kilometer per jam. Angin kecang diprediksi akan terus berlangsung sampai Rabu sore. "Karena intensitas dan kecepatan angin, arah api berubah terus sepanjang malam," katanya.
Tahun lalu kebakaran menghanguskan 120 hektar hutan dan semak di berbagai wilayah di Yunani. Ketika negara itu mengalami gelombang panas terburuk dalam 30 tahun.
Sejak 12 Juli lalu pemadam kebakaran Prancis berusaha menjinakan api di wilayah Gironde. Menteri Pertanian Marc Fesneau mengatakan dibutuhkan lebih banyak investasi untuk mengatasi ancaman-ancaman seperti kebakaran hutan.
"Kami harus menghadapi situasi yang luar biasa," katanya tentang kerusakan yang terjadi di Inggris dan selatan Prancis. Presiden Emmanuel Macron mengunjungi Gironde pada Senin (18/7/2022) lalu.
Pemadam kebakaran Inggris juga harus bekerja sepanjang malam untuk memadamkan kebakaran hutan. Para teknisi berjibaku memperbaiki rel kereta yang melengkung karena panas. Warga Inggris terbangun dari tidur mereka karena suhu udara mencapai 40 derajat Celsius untuk pertama kalinya.
"Saya pikir hari ini menjadi pengingat, pentingnya mengatasi perubahan iklim karena ini merupakan peristiwa tidak biasa yang luar biasa," kata Menteri Keuangan Simon Clarke.
Pada Selasa kemarin pemadam kebakaran London menjalani hari tersibuk mereka sejak Perang Dunia II. Kebakaran menghanguskan puluhan properti di ibukota Inggris itu dan mendorong api ke ladang rumput di sebelah rel dan jalan.