Rabu 20 Jul 2022 19:15 WIB

Antisipasi Flu Burung, DKPP Kota Surabaya Ambil Sampel Unggas di Pasar

Semua pihak, terutama pedagang unggas hidup, untuk bersama-sama mewaspadai virus ini

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan antisipasi pencegahan dan penyebaran virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.   Petugas menyemprotkan cairan disinfektan untuk mencegah virus flu burung di Pasar Barito, Jakarta, Senin (28/3/2022). (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan antisipasi pencegahan dan penyebaran virus Avian Influenza (AI) atau flu burung. Petugas menyemprotkan cairan disinfektan untuk mencegah virus flu burung di Pasar Barito, Jakarta, Senin (28/3/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan antisipasi pencegahan dan penyebaran virus Avian Influenza (AI) atau flu burung. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengambil beberapa sampel unggas yang dijual di pasar-pasar tradisional Kota Pahlawan. Terutama di pasar yang menjual unggas hidup. 

“Kita melakukan dua cara yaitu swab lingkungan dan swab orofaring. Swab lingkungan adalah pengambilan sampel pada peralatan yang digunakan pedagang karkas ayam, sedangkan swab orofaring itu dilakukan pada unggas hidup yang dijual oleh pedagang,” kata Kepala DKPP Antiek Sugiharti, Rabu (20/7).

Baca Juga

Antiek menerangkan, swab itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari 19 - 21 Juli 2022. Sedangkan pasar yang didatangi tim DKPP Surabaya adalah pasar yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Yaitu Pasar Gayungsari, Pasar Wonokromo, Pasar Kembang, Pasar Keputran Selatan, Pasar Dukuh Tembok, Pasar Pegirian, Pasar Pabean, dan Pasar Babaan. 

Pasar lain yang didatangi di luar pengelolaan PD Pasar Surya adalah Pasar LKMK Pagesangan, Pasar Dukuh Menanggal, Pasar Yamuri, Pasar LKMK Semolowaru, dan Pasar Menur. “Pengambilan sampel pada unggas ini merupakan tahap pertama. Kita melakukannya setahun minimal dua kali dan kita juga memiliki program vaksin serta desinfeksi unggas yang diternak oleh masyarakat,” ujarnya.

Pada saat pengambilan sampel unggas, lanjut Antiek, DKPP Surabaya bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Setelah pengambilan sampel, selanjutnya akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penanganan apabila ditemukan kasus.

Antiek menambahkan, dalam pengambilan sampel unggas ini pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada pedagang unggas. Sosialisasi itu di antaranya menyampaikan tentang ciri-ciri dari flu burung, dan bagaimana upaya perawatan unggas agar tidak terkena virus tersebut.

“Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada semua pihak, terutama pedagang unggas hidup, untuk bersama-sama mewaspadai virus ini. Agar warga Kota Surabaya terutama yang mempunyai peternakan terhindar dari penyebaran flu burung,” kata dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement