Borong Indonesia Jadikan Semarang sebagai Kota Ekspansi Pertama
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Country Manager Borong Indonesia, Ronald Sipahutar (ketiga dari kiri) menjelaskan program ekspansi PT Borong Indonesia (Borong) di Kota Semarang, dalam acara ‘Ngobol Bareng Borong’ di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/7). | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Keberhasilan Kota Semarang mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di masa pandemi Covid-19 di Jawa Tengah, dilirik PT Borong Indonesia (‘Borong’).
‘Borong’ yang merupakan ekspansi dari ‘Dropee’ --sebuah brand regional yang berpusat di Malaysia—ini membidik Kota semarang untuk mengawali perluasan jangkauan layanannya ke kota- kota lain di pulau Jawa.
Country Manager Borong Indonesia, Ronald Sipahutar mengungkapkan, potensi ekonomi di Kota Semarang cukup besar.
Karena didukung oleh sektor UMKM --termasuk warung tradisional-- yang memegang peran signifikan dalam menggerakan perekonomian masyarakat.
“Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Semarang menjadi kota pertama untuk ekspansi ‘Borong’ di luar Jakarta,” ungkapnya, dalam acara ‘Ngobol Bareng Borong’ di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/7/2022).
Melalui platform B2B yang dimilikinya, jelas Ronald, ‘Borong’ dapat menjadi enabler dalam memberdayakan sektor UMKM di Semarang dalam berkontribusi bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Karena kehadiran ‘Borong’ di Semarang --selain memberikan dampak ekonomi-- diharapkan juga membawa dampak positif secara sosial. “Termasuk pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital,” ungkapnya.
Ronald menambahkan, warung tradisional --yang sebagian besar dimiliki dan dikelola oleh ibu rumah tangga-- seringkali sulit berkembang.
Sebab sebagian besar masih diposisikan sebagai usaha sambilan di sela-sela kesibukan mengurus keluarga dan rumah tangga.
Maka Komunitas Borong dapat menjadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan akses digital yang bisa membantu meningkatkan transaksi usahanya.
Komunitas Borong akan memudahkan ibu rumah tangga untuk mengelola dan mengembangkan usaha melalui berbagai program pelatihan termasuk memanfaatkan fitur- fitur yang ada dalam platform Borong.
“Seperti order kebutuhan warung secara online, akses langsung ke distributor dan mendapatkan harga kompetitif, hingga bantuan permodalan,” jelasnya.
Berbeda dengan platform yang ada saat ini, masih kata Ronald, Borong hadir dengan konsep decentralized marketplace yang memberikan kesempatan kepada distributor untuk secara spesifik menyasar pemilik warung tradisional yang berada di lingkungan terdekat mereka.
Konsep decentralized marketplace dapat menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat karena pelaku usaha berskala besar, menengah dan kecil berada dalam community marketplace atau closed loop marketplace.
“Konsep ini memberikan peluang bagi para pelaku UMKM dan warung tradisional untuk meningkatkan transaksi dan mengembangkan usaha mereka,” tegasnya.
Borong, lanjut Ronald, adalah platform rantai pasokan distribusi terintegrasi yang menyederhanakan proses distribusi, fokus pada pelanggan dan membantu bisnis tumbuh secara eksponensial.
Sebagai Software as a Service (SaaS), Borong dengan berbagai fitur fleksibel bisa digunakan oleh berbagai industri untuk mengelola Proses Rantai Pasokan (Supply Chain), Proses Pengadaan (E-Procurement), membangun E-Commerce sendiri (Closed-Loop Marketplace).
“Bahkan hingga mengelola pelanggan nya via fitur Customer Relationship Management (CRM) untuk meningkatkan Customer Lifetime Value (CLV),” jelasnya.
Sementara itu, City Launcher Borong Semarang, Tezar Aldi menambahkan, di Kota Semarang Borong akan memfokuskan pada digitalisasi warung tradisional dengan melaksanakan program pendampingan dan peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan.
“Salah satunya melalui ‘Pekan Grosir Borong’ di mana perusahaan memperkuat komitmennya untuk membantu para pelaku UMKM termasuk pemilik warung tradisional di Semarang ‘naik kelas’ dengan membangun dan mengelola home-commerce secara mandiri,” katanya.