REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan dunia usaha menilai perlambatan kinerja yang dialami banyak startup atau usaha rintisan di Indonesia sebagai dampak kondisi global dinilai bersifat sementara dan segera bangkit kembali.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam rilis di Jakarta, Rabu (20/7/2022), menyampaikan optimisme bahwa startup di Indonesia akan bersemai kembali.
Bukan pertama kalinya Indonesia berada dalam periode yang sulit. Indonesia sudah mengalami pahitnya dua krisis ekonomi sebelumnya pada 1998 dan 2009, tapi tidak menyurutkan tekad dan rasa percaya untuk terus menerobos maju.
"Kalau kita melihat posisi kita sekarang, kita bisa bangkit dan bahkan terus bertumbuh," kata dia.
Neneng mengemukakan, sejumlah data pada 2021 lalu juga telah membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu pendorong ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Data itu mengacu pada sebuah riset yang mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menyentuh 146 miliar dolar AS pada 2025.
"Tentunya, hal tersebut tidak terlepas dari kepercayaan investor terhadap startup dalam negeri yang berhasil berkontribusi meraih 42 persen dari total pendanaan yang disuntik ke wilayah Asia Tenggara selama tahun 2021 lalu," ucapnya.
Neneng berpendapat bahwa hal kunci yang harus dimiliki pengusaha agar tetap berdiri tangguh selama periode sulit adalah fokus pada pengembangan produk. Inovasi itu dengan memanfaatkan data yang ada dan masukan dari pengguna, mempercepat jalan menuju profitabilitas, serta kemampuan yang lincah untuk melakukan manuver bisnis apabila diperlukan.
Sejumlah usaha rintisan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat memperoleh dampak berkepanjangan dari kondisi makroekonomi, geopolitis, serta pandemi Covid-19. Sehingga banyak pihak berpendapat bahwa industri ini tengah berada dalam kondisi tech winter (musim dingin teknologi).
Meski demikian, banyak penggiat usaha rintisan dalam negeri yang masih optimis akan kemampuan dan potensi talenta Tanah Air untuk bertahan di masa sulit, antara lain seperti Grab dan BRI Ventures.