REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA – Australia sedang dilanda gelombang baru Covid-19 akibat penyebaran varian omicron BA.4 dan BA.5. Lebih dari 300 ribu infeksi tercatat selama sepekan terakhir. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pun hampir menyentuh rekor.
Pada Rabu (20/7/2022), Australia melaporkan 53.850 kasus baru Covid-19. Itu menjadi infeksi harian tertinggi dalam dua bulan terakhir. Otoritas kesehatan Australia mencurigai, angka kasus baru sebenarnya bisa dua kali lipat dibandingkan yang terdeteksi.
Saat ini terdapat sekitar 5.350 warga Australia yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. Jumlah itu mendekati rekor pasien rawat inap yang tercatat pada Januari lalu, yakni sebanyak 5.390 orang. Banyak pula petugas kesehatan garis depan yang terinfeksi dan harus menjalani isolasi. Hal tersebut menambah beban pada sistem kesehatan di sana.
Dokter-dokter di Australia menyerukan agar pemakaian masker diwajibkan kembali di tempat-tempat dalam ruangan. “Kita tidak memiliki sabuk pengaman opsional, kita tidak memiliki batas kecepatan opsional. Ada banyak batasan pada kebebasan yang kita terima karena itu hal yang benar untuk dilakukan," kata Presiden Asosiasi Medis Australia Omar Khorshid kepada stasiun radio 2GB.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menolak menuruti tekanan untuk menerapkan kembali pembatasan sosial yang ketat, termasuk mewajibkan pemakaian masker dalam ruangan. Kendati demikian, dia mendorong warga untuk melakukan hal tersebut.
“Yang benar, jika Anda memiliki mandat, Anda harus menegakkannya. Meskipun ada mandat di transportasi umum, tidak semua orang memakai masker,” kata Albanese.
Dia pun enggan memberlakukan lagi kebijakan bekerja di rumah. Albanese mengungkapkan, pelaku bisnis atau usaha harus memutuskan bersama tentang pengaturan kerja dari rumah. Sejauh ini, Australia sudah mencatatkan 8,91 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 10.884 jiwa.