REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menjalankan transformasi yang telah dirumuskan dalam BRIvolution 2.0. Transformasi BRI fokus pada dua area, yakni transformasi digital dan culture.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam BRILiaN Leadership Insight yang mengusung tema “Peran Leaders BUMN Dalam Membangun Negeri Berlandaskan Values AKHLAK”. Kegiatan ‘Brilian Leadership Insights’ diselenggarakan BRI untuk memperkuat Corporate Culture BRI melalui sharing insights dari top leaders kepada insan BRILiaN BRI Group dengan mengusungtema “Peran Leaders BUMN Dalam Membangun Negeri Berlandaskan Values AKHLAK”.
Pada acara tersebut juga diselenggarakan BRI Excellence Award yang merupakan bentuk apresiasi BRI kepada pekerja dan unit kerja BRI yang secara konsisten memberikan kinerja terbaiknya, program ini dilaksanakan untuk mendukung budaya berbasis kinerja (Performance Driven Culture).
Dalam sambutannya, Sunarso menjelaskan bahwa corporate culture merupakan bagian dari corporate strategy. Oleh karena-nya, sudah menjadi tugas dari seorang leader untuk memastikan culture perusahaan agar dapat menjadi pendorong agar seluruh insan BRILian (pekerja BRI) memberikan kinerja terbaiknya.
Sunarso memberikan insightnya bagaimana agar transformasi culture BRI dapat berjalan dengan sukses. Pertama, seluruh insan BRILian berkomitmen untuk melakukan transformasi digital dan culture.
Kedua, insan BRILian dengan sungguh-sungguh mengimplementasikan corporate culture AKHLAK dalam pola pikir, pola sikap, pola tindakdan bahkan pola sarana (infrastruktur dan sistem yang diperlukan untuk membangun corporate culture). Ketiga, Sunarso mengungkapkan culture adalah produk kolektif, tidak bisa dibeli, maka juga jangan dijadikan komoditi yang diperjualbelikan.
Keempat, lanjut Sunarso, corporate culture adalah bagian dari corporate strategy, maka adalah tugas seorang leader untuk merancang perilaku kolektif yang efektif untuk mencapai tujuan bersama perusahaan. Dan itulah inti dari corporate culture.
Kemudian, leader harus menetapkan perilaku utama yang harus dipahami, dipedomani dan dilaksanakan oleh seluruh anggota tim. Selanjutnya leader kemudian harus merancang program culture, membangun infrastruktur dan sistem, serta membuat alat ukur keberhasilan corporate culture.
“Corporate culture harus diukur berdasarkan kinerja riil, bukan berdasarkan program culture-nya sendiri,” jelasnya.
Di tengah transformasi yang terus dijalankan oleh BRI, perseroan terbukti memiliki resiliensi bisnis yang tinggi di tengah situasi pandemi dan gejolak ekonomi global. Dalam tiga bulan pertama tahun 2022, BRI berhasil mencatatkan laba Rp 12,22 triliun atau tumbuh 78,13 persen secara year on year (YoY). Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat aset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen yoy menjadi Rp 1.650,28 triliun.