Kamis 21 Jul 2022 13:35 WIB

China Sensor Keras Boikot Pembayaran Kredit Rumah

China bergulat untuk menahan boikot hipotek yang telah memicu aksi protes.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Warga menggunakan aplikasi media sosial WhatsApp Web di Jakarta, Senin (18/7/2022). China bergulat untuk menahan boikot hipotek atau pembayaran kredit yang telah memicu protes yang jarang terjadi.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Warga menggunakan aplikasi media sosial WhatsApp Web di Jakarta, Senin (18/7/2022). China bergulat untuk menahan boikot hipotek atau pembayaran kredit yang telah memicu protes yang jarang terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- China bergulat untuk menahan boikot hipotek atau pembayaran kredit yang telah memicu protes yang jarang terjadi. Sensor menjadi berlebihan dengan pesan media sosial diblokir, video demonstrasi dihapus, dan pencarian kata kunci menjadi kosong.

Sensor berusaha menyaring atau menghapus rincian pembeli rumah yang marah mengancam untuk berhenti membayar hipotek pada ratusan proyek perumahan yang belum selesai. Regulator berusaha meyakinkan penduduk bahwa semuanya akan diurus.

Baca Juga

Protes telah meletus pada waktu yang sensitif bagi Beijing. Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga di Kongres Partai Komunis ke-20 akhir tahun ini dan stabilitas sosial sangat penting menjelang pertemuan tersebut.

Dalam upaya untuk menenangkan pengunjuk rasa dan mengatasi krisis, regulator dan pemerintah daerah telah meningkatkan upaya untuk meyakinkan para kritikus bahwa proyek akan selesai. Otoritas perbankan telah mendorong pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman untuk proyek-proyek dan beberapa daerah membuat satuan tugas.

Tapi gejolak yang meningkat atas perkembangan yang belum selesai sedang menguji perusahaan media sosial China. Mereka tunduk pada undang-undang dalam keharusan menyensor konten yang "merusak stabilitas sosial" atau sangat kritis terhadap pemerintah pusat.

Satu video yang menunjukkan dukungan dari pembeli rumah yang menyatakan boikot pembayaran hipotek telah diblokir di Douyin atau TikTok versi China. Laporan ini diketahui dari gambar tersimpan oleh seorang pengunjuk rasa. Platform media sosial mengatakan, penyensoran dilakukan karena kontennya tidak lolos pengawasan.

Seorang pengunjuk rasa di kota Zhengzhou di provinsi Henan yang bermarga Lu mengatakan, video tentang boikot hipotek yang dia unggah melalui Douyin adalah salah satu item yang sedang tren pada satu titik. Namun video semacam itu tidak lagi dapat diunggah atau ditemukan di platform.

Pemrotes hipotek di Nanchang, ibu kota provinsi Jiangxi tenggara bernama Yang mengatakan, video protes hipoteknya di Douyin juga disensor. Sedangkan pemrotes lain bermarga Wang di provinsi Henan mengatakan, dia mencoba mengunggah video tentang boikot hipotek, tetapi video itu dibatasi, gagal mendapatkan persetujuan, atau hanya bisa dilihat olehnya.

Sedangkan platform media sosial Weibo, tagar #stopmortgagepayments telah disensor. "Karena hukum dan aturan terkait, halaman topik tidak dapat ditampilkan," ujar pemberitahuan website.

Video lain yang diblokir atau dihapus dari situs media sosial termasuk adegan situs konstruksi kosong, pengunjuk rasa berkelahi dengan pengawal, dan komentar analis tentang gerakan boikot. Penyensoran ketat ini menggarisbawahi sensitivitas masalah tersebut.

Penyensoran masalah ini tidak terbatas pada media sosial. Seorang pejabat di pengembang mengatakan, bosnya telah melarang staf mengomentari protes hipotek, bahkan pembicaraan di balik layar menyatakan ini merupakan perintah dari atas. Analis di beberapa perusahaan sekuritas dan riset di China mengatakan, mereka juga disarankan untuk tidak mengomentari protes tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement