Pelaku Usaha DIY Siap Ramaikan Pameran Inacraft 2022
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Umum ASEPHI, Muchsin Ridjan (kemeja batik) memberikan plakat kepada perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY di DPD RI DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (21/7). | Foto: Silvy Dian Setiawan
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan pelaku usaha DIY khususnya dari industri ekonomi kreatif sudah siap untuk ikut meramaikan pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2022. Acara ini akan digelar kembali pada 26-30 Oktober 2022 dan disusul pada Maret 2023 mendatang.
Ketua BPD Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) DIY, Emirita LN Pratiwi mengatakan, dari DIY mendapatkan tempat dalam pameran ini sebanyak 30 stan. Namun, pelaku usaha yang berminat melebihi angka tersebut.
"Peminatnya ada 45, ada yang waiting list. Dari anggota ASEPHI DIY, kami ada yang pelaku usaha batik, kerajinan perak, kerajinan kulit, keramik, anyaman, dan natural handicraft lainnya," kata Pratiwi kepada Republika.co.id di DPD RI DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (21/7/2022).
Pratiwi menyebut, penyelenggaraan INACRAFT pada Oktober 2022 dan Maret 2023 nanti menjadi salah satu momen penting bagi perajin Indonesia, khususnya DIY. Melalui pameran ini, katanya, dapat membantu perajin kembali bangkit dan berkarya memamerkan hasil produk kerajinan unggulan.
"Seperti kulit, perak, keramik, kayu, bambu, batik, lurik, dan lain-lain agar bisa meraih peluang pasar domestik maupun mancanegara dengan semboyan from smart village to global market," ujarnya.
Dalam pameran ini nantinya ditargetkan pengunjung mencapai lebih dari 250 ribu pengunjung per hari. Pasalnya, pada pelaksanaan INACRAFT Maret 2022 kemarin, jumlah pengunjung mencapai 250 ribu orang per harinya.
"Semoga bisa lebih (pengunjung) yang Oktober nanti dari Maret lalu. Pas Maret 250 pengunjung per hari," jelas Pratiwi.
Untuk menyambut pengunjung nantinya, para pelaku usaha dari DIY sudah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari saat ini, kata Pratiwi, para pelaku usaha sudah mempersiapkan produk-produk untuk ditampilkan nantinya pada pameran INACRAFT.
"Setiap pameran yang diadakan ASEPHI dilakukan sosialisasi jauh-jauh hari supaya teman-teman bisa mempersiapkan produk-produknya. Jadi kalau dari sekarang mereka punya waktu banyak sekitar tiga bulan untuk produksi sampai Oktober nanti dan melihat trennya bagaimana," katanya.
Pihaknya juga menargetkan transaksi di atas Rp 150 juta per pelaku usaha yang mengikuti pameran ini. "Target transaksi satu booth itu Rp 100 juta belum untung, paling tidak Rp 150 juta itu transaksi on the spot dan order-order, kalau pameran kan juga ada yang order," tambah Pratiwi.
Untuk pelaku usaha yang tidak mendapatkan stan pada pameran INACRAFT Oktober nanti, maka akan diupayakan untuk ikut di pameran selanjutnya pada Maret 2023 mendatang. Setidaknya, pada Maret nanti DIY diperkirakan mendapat sekitar 84 stan.
Total anggota ASEPHI DIY sendiri mencapai sekitar 150 pelaku usaha. Namun, Pratiwi menyebut, pelaku usaha yang masih aktif saat ini sekitar 120 pelaku usaha.
"Insya Allah dapat 84 booth, tapi yang berangkat bisa 100 (pelaku usaha) karena dari Disperindag DIY saja misalnya satu booth bisa untuk dua pelaku usaha. Ini supaya (pelaku usaha) binaan yang berangkat lebih banyak karena stan terbatas. Jadi ada stan yang kita bagi supaya banyak anggota yang bisa berangkat," lanjutnya.
Pelaksanaan INACRAFT 2022 pada Oktober nanti diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC). Acara ini digelar secara hybrid yakni offline dan online dengan total stan yang disiapkan sekitar 300 stan.
Ketua Umum ASEPHI, Muchsin Ridjan mengatakan, INACRAFT digelar dengan tujuan yang salah satunya agar dapat membangkitkan kembali produk-produk dalam negeri. Bahkan, diharapkan dapat mencapai pasar global.
"Berharap teman-teman ini bangkit, kita bangun untuk bangkit kembali. Bukan hanya bangkit dari pandemi Covid-19, tapi bangkit kembali untuk memasuki pasar dalam negeri dan pasar global," kata Muchsin.
Pasalnya, INACRAFT ini digelar sebagai sarana promosi dan penjualan produk-produk perajin Indonesia baik di dalam negeri maupun luar negeri. Diharapkan, nantinya produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk luar negeri.
Dalam pameran INACRAFT nanti pihaknya juga akan mengangkat pelaku usaha milennial. Saat ini, katanya, pelaku usaha milennial khususnya yang bergerak di bidang ekonomi kreatif masih belum banyak.
"Untuk Oktober nanti ingin milennial harus masuk, kita coba mengangkat perajin milennial yang ada program anak mudanya, karena itu banyak pasarnya sekarang," ujarnya.