Kamis 21 Jul 2022 15:12 WIB

Berselancar Bermain Ombak di Jalur Gaza

Adegan berselancar di Gaza merupakan hal baru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Berselancar (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Berselancar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Berdiri di menara pengawas, penjaga pantai Jalur Gaza Mohammad Abu Ghanim mengawasi dengan cermat tanda-tanda gelombang naik. Dia bersiap untuk menikmati hiburan yang terbatas di wilayah tersebut.

"Ketika saya merasakan angin bertiup ke barat di akhir shift saya, saya tahu ombak akan tinggi keesokan harinya," kata Abu Ghanim.

Baca Juga

"Saya mempersiapkan diri, teman dan sepupu dan kami mendapatkannya, dan kami menikmati ombak tinggi yang bagus," ujarnya.

Dengan perbatasan darat Gaza yang dijaga ketat oleh negara tetangga Israel dan Mesir, tepi laut adalah sumber daya yang berharga bagi orang-orang yang ingin bersantai dan melepaskan diri dari tekanan sehari-hari. "Ketika kami berselancar, kami merasakan kebebasan dan kedamaian, kami merasa hati kami lega," kata Abu Ghanim.

Abu Ghanim sadar ombak Mediterania berubah-ubah dan dia siap bergegas ke laut bersama teman-temannya, bahkan di malam hari, ketika waktunya memang tepat. "Kami selalu dalam suasana siaga," kata sepupu Abu Ghanim, Mohammad yang berusia 24 tahun.

Adegan berselancar di Gaza merupakan hal baru, berbeda dengan pantai-pantai terkenal California, Australia, atau Afrika Selatan. Olahraga ini telah terbentuk sejak 2007, ketika peselancar Israel Dorian "Doc" Paskowitz membawa 15 papan selancar ke Gaza setelah melihat film yang memperlihatkan dua orang Palestina berlatih di papan buatan sendiri.

Beberapa tahun kemudian, peselancar Amerika Matthew Olsen membantu mengirimkan 30 papan selancar lagi dan membantu melatih lebih banyak peselancar amatir. Meskipun upaya untuk mendirikan klub selancar kandas setelah tentangan dari Hamas.

"Saya merasa luar biasa papan selancar masih digunakan," kata Olsen.

Mendapatkan papan dan peralatan lain seperti pakaian selam dipersulit oleh pembatasan Israel yang bertujuan membatasi impor apa pun yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Meskipun seorang juru bicara militer Israel mengatakan, seharusnya tidak ada masalah untuk membawa peralatan olahraga murni.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement