Kamis 21 Jul 2022 16:23 WIB

Joe Biden Umumkan Rencana Bicara dengan Xi Jinping

Hubungan AS dan China semakin memburuk terutama dalam isu Taiwan dan perdagangan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden China, Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS, Joe Biden
Foto: Republika TV
Presiden China, Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS, Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir tahun ini. Keputusan ini disampaikan saat hubungan kedua negara semakin memburuk terutama dalam isu Taiwan dan perdagangan.

"Saya pikir saya akan berbicara dengan Presiden Xi dalam 10 hari ke depan," kata Biden pada wartawan saat baru pulang dari kegiatan seputar iklim di Massachusetts, Rabu (20/7/2022) siang waktu setempat.

Pembicaraan panjang pertama dua pemimpin dalam empat bulan terakhir akan dilakukan di masa yang penting mengingat ketegangan antara dua negara mengenai status Taiwan. Pemerintah Biden juga mempertimbangkan memotong bea impor barang-barang China demi mengurangi tekanan inflasi pada konsumen Amerika.

AS menyebut China sebagai pesaing strategis utamanya dan menyatakan keterlibatan tingkat tinggi penting demi menjaga hubungan yang sulit itu stabil dan mencegah persaingan berubah menjadi konflik. Bulan lalu Washington mendorong Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengadopsi dokumen yang menyatakan China sebagai tantangan keamanan.

Di hadapan para wartawan, Biden ragu dengan rencana kunjungan Ketua House of Representative Nancy Pelosi ke Taiwan bulan depan. "Saya pikir militer akan berpikir itu bukan gagasan yang bagus saat ini, tapi saya tidak tahu statusnya," kata Biden.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan mereka mencatat pernyataan Biden. Kementerian menegaskan Taiwan dan AS saling percaya dan jalur komunikasi mereka lancar.

Tapi kementerian menambahkan belum menerima "informasi persis" tentang kunjungan Pelosi ke Taiwan dan tidak ada komentar lebih lanjut.

Pada Selasa (19/7/2022) lalu Beijing mengatakan akan merespon "dengan tegas" kunjungan Pelosi ke Taiwan dan menegaskan kunjungan semacam itu akan "merusak kedaulatan dan integritas wilayah China."

Dengan alasan keamanan, kantor Pelosi menolak memberikan komentar apakah kunjungan akan dilanjutkan. Departemen Luar Negeri AS menyebut kunjungan tersebut "hipotesis". Rencana itu pertama kali dilaporkan the Financial Times yang juga mengungkapkan kekhawatiran Gedung Putih.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah dan isu pulau yang dikelola demokratis itu kerap menjadi titik perselisihan dengan Amerika. China selalu geram setiap kapal militer AS transit di Selat Taiwan.

Dalam isu perdagangan pemerintah Biden berselisih dengan China karena komitmen Beijing pada perjanjian perdagangan yang sudah ada. Tapi lonjakan inflasi mendorong kemungkinan keringanan tarif termasuk 'Bagian 301' yang diberlakukan mantan Presiden Donald Trump pada barang-barang China yang senilai 370 miliar dolar AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement