REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Wanita Muslim di Uganda mengeluh di parlemen dan melaporkan mereka dipaksa untuk melepas cadar. Para wanita diminta melepas cadar ketika ingin mendapatkan layanan publik, seperti kependudukan hingga pendidikan.
Dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (20/7/2022), para perempuan tersebut mengatakan dipaksa membuka cadar sebelum difoto di kantor paspor. Beberapa sekolah juga memaksa siswa perempuan untuk membuka cadar mereka.
Anggota parlemen perempuan untuk distrik Butambala, Aisha Kabanda, mengatakan Konstitusi mengizinkan penduduk untuk menjalankan agama mereka. Memaksa perempuan Muslim membuka cadar saat mengambil foto paspor memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang tidak seharusnya terlihat juga tidak dibenarkan.
“Tindakan memaksa wanita Muslim membuka cadar, menghilangkan hak wanita Muslim untuk menjalankan agama mereka. Ini adalah diskriminasi terhadap perempuan Muslim,” katanya dan menuntut agar praktik itu dihentikan.
Pembicara Anita Among mengatakan dia telah menerima petisi dari wanita Muslim dan biarawati Katolik yang mengeluh tentang masalah ini. Dia juga mengaku telah meminta Perdana Menteri Robinah Nabanjja menindaklanjuti pengaduan tersebut.
Kemudian Nabanja mengatakan dia telah meminta parlemen memberinya waktu demi membuat laporan dan mencari solusi agar masalah itu dapat diselesaikan. Tahun lalu, diketahui populasi Muslim di Uganda mengalami peningkatan.
Menurut Sensus Nasional 2002, Islam dipraktikkan oleh 12,1 persen dari populasi di Uganda. Sementara mayoritas adalah Sunni, ada juga yang dari Syiah dan Ahmadiyyah, masing-masing 7 persen dan 4 persen.